Diduga Korupsi Rp 10 T, Pengawasan Asabri Tak di Bawah OJK

Reporter

Antara

Senin, 13 Januari 2020 14:22 WIB

Ketua Dewan Komisioner OJK Womboh Santoso memberikan selamat kepada Anggota Dewan Komisioner OJK Ex-Officio Kemenkeu Suahasil Nazara usaipelantikan di Mahkamah Agung, Jakarta, Senin 13 Januari 2020. Dalam pelantikan tersebut hadir Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Ketua OJK Wimboh Santoso. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mempelajari kasus dugaan korupsi yang terjadi di PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) meski OJK bukan pengawas eksternal perusahaan asuransi tersebut.

"Ini ditunggu saja, nanti tentunya ini lagi kami bekerja bersama lembaga terkait yang mengawasi Asabri," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso usai menghadiri pelantikan anggota Dewan Komisioner OJK ex-officio Kementerian Keuangan di Mahkamah Agung, Jakarta, Senin.

Menurut Wimboh, mengingat OJK bukan sebagai lembaga pengawas Asabri maka secara formal pihaknya juga tidak berwenang memberikan rekomendasi penyelesaian kasus tersebut.

Berdasarkan pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 102 tahun 2015, pengawasan Asabri dilakukan oleh pengawas internal dan eksternal. Dalam pasal itu disebutkan, pengawas eksternal Asabri yakni Inspektorat Jenderal Kementerian Pertahanan, Inspektorat Pengawasan Umum Mabes Polri dan Inspektorat Jenderal TNI.

Selain itu, Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Auditor Independen. Di sisi lain, lanjut dia, OJK akan melakukan pengawasan dan pengaturan lembaga keuangan non bank (LKNB) termasuk asuransi di dalamnya.

Advertising
Advertising

"Kebijakan itu sudah kita telurkan sejak 2015. Kebijakan itu kita reform seperti saat kami mereform perbankan pascakrisis 1997/1998," katanya.

Kebijakan itu, kata dia, di antaranya LKNB harus menerapkan risk management yang baik yang prinsipnya sama dengan perbankan. Selain itu, LKNB juga harus menerapkan tata kelola yang baik.

Pengawasan, kata dia, dilakukan berdasarkan basis risiko atau risk base yang meliputi pengawasan terhadap laporan neraca dan instrumen.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengaku mendengar isu dugaan korupsi Asabri dan meminta hal itu diungkap secara tuntas.

"Ya, saya mendengar ada isu korupsi di Asabri yang mungkin itu tidak kalah fantastisnya dengan kasus Jiwasraya, di atas Rp 10 triliun," katanya, di Kantor Kemenko Polhukam beberapa waktu lalu.

Terkait dengan itu, Mahfud mengaku akan segera memanggil Menteri BUMN dan Menteri Keuangan untuk meminta kejelasan soal dugaan korupsi di Asabri.

Berita terkait

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

3 jam lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

17 jam lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

1 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

1 hari lalu

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

Berikut sederet mobil Harvey Moeis yang telah disita Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

2 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

2 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

2 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

2 hari lalu

KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

KPK menyita aset yang diduga milik bekas Bupati Labuhanbatu, Erik Atrada Ritonga, di Kota Medan

Baca Selengkapnya