Pemerintah Diminta Injeksikan CO2 di East Natuna ke Blok Rokan

Minggu, 12 Januari 2020 16:00 WIB

KRI Usman Harun-359 terlihat dari KRI Teuku Umar-385 saat operasi siaga tempur laut Natuna 2020 di Laut Natuna, Jumat, 10 Januari 2020. ANTARA

TEMPO.CO. Jakarta - Mantan anggota Komisi VII DPR, Kurtubi, menilai kandungan CO2 di wilayah Zona Ekonomi Ekslusif Natuna atau East Natuna sangat berharga. Pasalnya, kandungan CO2 di wilayah tersebut disebut dapat dimanfaatkan untuk mendorong aktivitas produksi minyak.

"CO2 itu barang berharga untuk bahan baku petrokimia. Sekarang (CO2) punya nilai. Ini yang kurang dari pemerintah untuk mendorong mengembangkan secara de facto," katanya sela-sela diskusi bertajuk 'Pantang Keok Hadapi Tiongkok' di Jakarta Pusat, Ahad, 12 Januari 2020.

Kurtubi mengatakan, pemerintah semestinya dapat memanfaatkan CO2 di wilayah Natuna untuk diinjeksikan ke kilang produksi minyak terdekat. Misalnya Blok Rokan di Riau yang dinilai sudah menurun produksinya karena sudah tua.

Seumpama disuntikkan ke Blok Rokan tersebut, Kurtubi yakin kandungan CO2 Natuna akan mendukung kinerja kilang yang saat ini tengah menerapkan teknologi lanjutan alias enhanced oil recovery (EOR) untuk mendorong produksi. Sehingga, target pemerintah mematok produksi 100-200 thousand barrels of oil per day (MBOPD) dengan EOR pada 2023 dapat tercapai.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kandungan CO2 di East Natuna mencapai 72 persen. Adapun kandungan gas alam dan minyak bumi di wilayah itu tercatat terbesar ketimbang kawasan lain.

Kementerian mencatat, kandungan gas bumi di East Natuna mencapai sekitar 46 trillion cubic feet atau TCF. Angka ini jauh lebih besar ketimbang cadangan di Maluku dan Selat Makassar.

Di Blok Masela di Maluku, cadangan gas bumi hanya tercatat 16 TCF. Sedangkan cadangan gas di Indonesia Deepwater Development atau IDD yang berlokasi di Selat Makassar hanya 2,6 TCF.

Sumber daya alam yang potensial di Natuna disebut-sebut tengah diincar Cina. Cina juga mengklaim wilayah Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia dengan menempatkan kapal-kapal coast guard yang mendampingi kapal pencuri ikan mengambil SDA Indonesia di Natuna Utara. Klaim itu mengacu pada Nine Dash Line yang tidak diakui dalam hukum internasional.



Berita terkait

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

8 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

10 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

13 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

41 hari lalu

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan optimistis bahwa pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia berdampak positif.

Baca Selengkapnya

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

41 hari lalu

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

Indonesia mengambil alih pengaturan ruang udara di Kepri dan Natuna dari Singapura, namun masih menguasai FIR wilayah Australia dan Timor Leste

Baca Selengkapnya

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

41 hari lalu

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

Pengaturan ruang udara dan informasi penerbangannya (FIR) di wilayah Kepulauan Riau dan Natuna resmi diatur Indonesia setelah 78 ditangani Singapura

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM dan Menteri Keuangan Tunda Pembahasan Harga Gas Bumi Tertentu, Apa Sebabnya?

43 hari lalu

Menteri ESDM dan Menteri Keuangan Tunda Pembahasan Harga Gas Bumi Tertentu, Apa Sebabnya?

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengadakan pertemuan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk membahas Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM Arifin Tasrif Lantik 12 Pejabat di Lingkungan Kementerian

52 hari lalu

Menteri ESDM Arifin Tasrif Lantik 12 Pejabat di Lingkungan Kementerian

Menteri ESDM Arifin Tasrif melantik 12 orang pejabat pimpinan tinggi madya dan pratama pada hari ini Kamis, 14 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pertamina EP Zona 7 Optimistis Produksi Minyak Capai 12 Ribu BOPD Tahun Ini

29 Februari 2024

Pertamina EP Zona 7 Optimistis Produksi Minyak Capai 12 Ribu BOPD Tahun Ini

PEP Zona 7 menargetkan produksi minyak bumi pada 2024 melebihi 12 ribu BOPD. PEP telah mengebor 19 sumur dan akan melakukan tajak untuk 24 sumur.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Rokan dan Pertamina Drilling Bor Sumur Eksplorasi MNK Kedua di Blok Rokan

18 Februari 2024

Pertamina Hulu Rokan dan Pertamina Drilling Bor Sumur Eksplorasi MNK Kedua di Blok Rokan

Pertamina Hulu Rokan menggandeng Pertamina Drilling untuk pengeboran sumur eksplorasi MNK kedua di Blok Rokan.

Baca Selengkapnya