(Kedua-kiri) Ketua Dewan Endeavor Indonesia Harun Hajadi, Deputi Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hari Sungkari dan CEO Investree Adrian Gunadi dalam acara Scale Up Asia 2019: Turning Point di The Hall, Senayan City, Jakarta Selatan, Rabu, 20 November 2019. TEMPO/Dias Prasongko
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan penyedia layanan pinjam meminjam dalam jaringan Investree membukukan realisasi nilai pinjaman sebesar Rp2,4 triliun hingga November 2019 atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2018 mencapai Rp1,1 triliun.
"Kurang lebih setelah menjalani ini lebih dari empat tahun, kami sudah memfasilitasi hampir 6.500 peminjaman," kata Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi dalam Konferensi Investree di Jakarta, Kamis 12 Desember 2019.
Secara akumulatif, perusahaan financial technology atau fintech itu sudah membukukan realisasi pinjaman sebesar Rp4,2 triliun sejak didirikan empat tahun lalu.
Adrian mencatat sekitar 70 persen pembiayaan yang diberikan berupa pembiayaan tagihan atau invoice financing, kerja sama dengan subdistributor (15 persen) dan sisanya melalui merchant cash advance.
Menurut dia, segmentasi peminjam yang mengakses layanan pembiayaan tersebut adalah pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dengan tingkat kredit bermasalah diklaim rendah yakni di bawah 0,9 persen.
Hingga saat ini, segmen utama Investree masih UKM dan pembiayaan untuk ritel atau sektor produktif seperti modal kerja dan usaha.
Sedangkan tingkat keberhasilan dalam penyelesaian kewajiban pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari (TKB90) adalah 99,24 persen. Semakin tinggi angka TKB90, Investree menyebutkan maka semakin baik penyelenggaraan pinjam meminjam.
Sementara itu, komposisi nilai pinjaman, lanjut dia, 30 persen berasal dari institusi seperti lembaga jasa keuangan atau bank sedangkan sisanya adalah investor individu dan badan hukum lainnya.
Tahun 2020, pihaknya optimistis pembiayaan tumbuh double digit dari tahun ini seiring mulai meningkatnya nilai pinjaman dari institusi yang masuk menjadi investor.
"Target kami akan perdalam mata rantai UKM. Mungkin saat ini menyentuh perusahaan menengah. Pekerjaan rumah kami makin turun ke rantai pasok yang semakin kecil, mikro dan menyebar di seluruh Indonesia bersama mitra," katanya.
Di PNM Mekaar, nasabah tidak harus mensyaratkan agunan dan tidak harus memiliki usaha yang sudah mapan. Bahkan orang yang baru akan memulai usaha bisa mendapatkan pinjaman.
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal Sepanjang Februari-Maret 2024
10 hari lalu
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal Sepanjang Februari-Maret 2024
Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) memblokir 537 pinjaman online atau pinjol ilegal dan 48 konten penawaran pinjaman pribadi (pinpri) sepanjang Februari hingga Maret 2024.