Pimpinan KPK Terpilih Pertimbangkan Usulan Sri Mulyani

Senin, 9 Desember 2019 14:04 WIB

Ekspresi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat bersiap memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. Menkeu menyatakan bahwa kinerja APBN mencatatkan defisit Rp289,1 triliun atau 1,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih berjanji memenuhi permintaan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dalam peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang jatuh pada hari ini, 9 Desember 2019, Sri Mulyani minta KPK ikut menjaga pegawai pajak, bukan mengawasi dan mencurigai mereka.

"Kami akan merespons dan menindaklanjuti harapan bapak dan ibu semua," kata komisioner KPK terpilih, Lili Pintauli Siregar dalam acara yang diadakan di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin.

Janji itu tidak hanya disampaikan Lili ke Sri seorang, tapi juga beberapa pejabat negara yang menyampaikan harapan kepada KPK ke depannya. Di antara pejabat yang hadir yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Dalam acara ini, hanya Lili yang diminta menanggapi oleh moderator yang juga juru bicara KPK Febri Diansyah. Sementara, Ketua KPK terpilih Firli Bahuri telah lebih dulu meninggalkan ruangan acara beberapa saat setelah Sri Mulyani berbicara di depan panggung.

Di atas panggung acara, Sri yang menjadi salah satu panelis meminta KPK ikut mendampingi pejabat karena memiliki kewenangan yang besar dalam penerimaan negara. Dengan demikian, pejabat tersebut tidak menganggap KPK sebagai ancaman tapi sebagai suatu institusi yang ikut menjaga penerimaan tersebut.

"Kalau yang dipegang itu kewenangan yang memiliki value atau nilai yang besar, maka orang-orang tersebut itu harus dijaga, bukan diawasi atau dicurigai, tapi dijaga," kata Sri.

Sri Mulyani mencontohkan pegawai bagian pemeriksaan di Kantor Pajak Pratama. Posisi ini, kata Sri, merupakan pos yang rawan karena mereka berhadapan dengan wajib pajak yang diperiksa.

Dari wajib pajak yang diperiksa, kata Sri, ada potensi penerimaan pajak yang biasanya mencapai juta, miliar, hingga triliunan rupiah. Menurut Sri, pejabat ini rawan tergoda meski digaji dengan nilai berapa pun. "Jadi kalau ngomong cukup atau enggak cukup, itu masalah tamak atau enggak tamak aja gitu," kata Sri Mulyani.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Wakil Ketua KPK Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Berikut Sejumlah Kontroversi Nurul Ghufron

20 jam lalu

Wakil Ketua KPK Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Berikut Sejumlah Kontroversi Nurul Ghufron

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho, mendapat sorotan publik. Berikut sejumlah kontroversi Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

21 jam lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

21 jam lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

22 jam lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

23 jam lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

23 jam lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

23 jam lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

1 hari lalu

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

TKN memastikan pembahasan program makan siang gratis untuk RAPBN 2025 sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya