Ekspor Ikan dan Terumbu Karang Hias Diprediksi Melorot 20 Persen

Minggu, 1 Desember 2019 16:34 WIB

Aktifitas perdagangan ikan hias di Pasar Jatinegara, Jakarta, 30 Juli 2015. Indonesia mendapatkan kembali fasilitas Generalized System of Preference (GSP) untuk ekspor ikan ke Amerika Serikat. Salah satu produk ikan yang mendapat GSP adalah ikan hias, yang mendapatkan penurunan tarif bea masuk sebesar 0,5 persen sampai 15 persen. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Nusatic sekaligus Sekretaris Jenderal Asosiasi Pecinta Koi Indonesia atau APKI Sugiarto Budiono mengatakan bahwa laju ekspor ikan hias dan terumbu karang sepanjang 2019 lesu. Dia bahkan memprediksi, ekspor untuk sektor ini bisa melorot hingga 20 persen.

"Meski penjualan (dalam negeri) terus meningkat, ekspor bisa saja menurun 10 sampai 20 persen karena ada berbagai aturan dari menteri yang lalu yang melarang ekspor terumbu karang dan ikan predator," ujar Sugiarto di Indonesia Convention Exhibiton BSD, Tangerang Selatan, Ahad, 1 Desember 2019.

Sugiarto mengungkapkan, salah satu faktor yang menyebabkan laju ekspor menurun adalah regulasi yang ketat serta tumpang tindih. Untuk terumbu karang, misalnya, saat ini pemerintah tengah membatasi kuota ekspor terumbu karang sebesar 600 ribu pax per tahun.

Angka itu dinilai tidak setara dengan produksi jumlah karang hias yang dihasilkan pengusaha. Ia juga mensinyalir ada pihak-pihak yang sengaja memainkan kuota ekspor sehingga pengusaha lain merugi.

Kemudian, terkait perdagangan ikan predator seperti arwana, Sugiarto berharap pemerintah mengatur ulang beleid yang saat ini berada di dua kementerian. Di antaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Asisten Deputi Sumber Daya Hayati Kemenko Kemaritiman dan Investasi Suparman Sirait mengatakan, pada 2020, ekspor perikanan ditargetkan bisa menyumbang US$ 6,1 miliar dolar bagi pendapatan domestik bruto atau PDB. Dari angka tersebut, ekspor ikan hias berkontribusi 6 hingga 10 persen.

"Potensi itu kita berharap dapat menyumbang lebih besar lagi, kita punya sekitar 1.200-an jenis ikan hias, tidak sampai 10 persennya saja sudah terbesar di dunia," ujarnya.

Sejalan dengan itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berjanji bakal menyederhanakan berbagai aturan yang menghambat. "Ke depannya akan kami permudah, seperti kargo pengangkutan ikan hias antar pulau, kita belum bicara ekspor. Ke depan KKP akan menyelesaikan segera permasalahan-permasalahan yang ada," tuturnya.

Berdasarkan data KKP, saat ini ada 4.720 jenis ikan air tawar maupun laut. Sebanyak 650 jenis di antaranya merupakan ikan hias. Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP mengungkapkan, tujuan ekspor ikan hias ialah Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Cina, Inggris Raya, Korea, Malaysia, Jerman, Prancis, dan Taiwan. Sedangkan volume ekspor ikan hias tahun 2015 hingga 2018 saat ini sebesar 257.862.207 ekor.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ANTARA

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

3 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

4 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

5 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

Akuarium air asin memerlukan salinitas, derajat keasaman, hingga perawatan tertentu agar zat kimia seperti amonia, nitrit, dan nitrat tidak masuk ke dalam airnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

9 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

13 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

13 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

13 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

13 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya