Indef Kritik Startup yang Banyak Pekerjaan SDM Asing

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Jumat, 29 November 2019 16:26 WIB

Tempo - Digitaraya didukung Gojek menggelar ajang Startup Pilihan Tempo 2019. (ISTIMEWA)

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia kini telah mempunyai empat perusahaan rintisan atau startup berskala unicorn dengan valuasi di atas Rp 10 triliun. Namun ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menyayangkan bahwa ternyata hanya sedikit sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang bekerja di sana, khususnya di sektor high skill.

"Kita kritik ini, dengan startup booming ini, unicorn booming harusnya lebih banyak tenga kerja ahli yang disebut dengan high skill labor itu berasal dari Indonesia," kata dia di Gedung RRI, Jakarta Pusat, Kamis, 28 November 2019.

Bhima mengatakan, seharusnya para pekerja yang menguasai informasi teknologi berasal dari kampus-kampus dalam negeri. Namun ternyata, justru para perusahaan rintisan lebih banyak mengandalkan pekerja dalam negeri untuk urusan low skill labor dengan tidak ada jenjang karir yang pasti. "Seperti halnya para pengemudi ojek online," ujarnya.

Ia mengungkapkan, ada salah satu perusahaan rintisan yang lebih banyak mengandalkan SDM dari India di sektor teknologi informasi dibandingkan dengan memanfaatkan lulusan kampus dalam negeri. Menurut Bhima hal ini harus dicarikan solusinya, seperti halnya mengubah kebijakan insentifnya.

"Jadi startup yang developernya dari Indonesia R&D (research and development) di kota-kota besar di Indonesia ini yang harus diberikan insentif lebih banyak oleh pemerintah. Misalkan kemudahan mendapatkan izin. Nah sementara startup yang R&D-nya ada di India di Singapura dan segala macam ini harus didorong bagaimana caranya mereka lebih banyak bangun R&D di Indonesia," ungkapnya.

Kemudian, perusahaan rintisan dan pemerintah harus kolaborasi dengan menciptakan inkubasi-inkubasi, serta berikan pelatihan di kampus dan sekolah vokasi terkait pemutakhiran kemampuan sumber daya manusia dalam sektor informasi teknologi.

"Jangan mengeluh tidak siap-siap, selamanya juga enggak akan siap, tapi harus dimulai. Misalnya seperti data analyst kita panggilkan trainer ,kerja sama dengan perguruan tinggi sekolah vokasi, jadi startup itu ambilnya dari situ," ujarnya.

Bhima mengingatkan, jangan ada yang saling menyalahkan terkait SDM Indonesia yang kurang bisa bersaing dengan asing. Yang penting, kata dia, harus ada kerja sama antara pemerintah dan startup untuk membina tenaga kerja dalam negeri.

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

11 jam lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

3 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

3 hari lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

7 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

7 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

7 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

8 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

8 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

9 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

10 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya