Segera Panggil Garuda dan Sriwijaya, Menhub: Jangan Pecah Kongsi
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rahma Tri
Kamis, 7 November 2019 12:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan bakal segera memanggil manajemen maskapai Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group untuk membicarakan hubungan bisnis keduanya. Budi Karya ingin ada jalan keluar atas persoalan yang menimpa dua maskapai nasional itu.
"Jangan pecah kongsi, harus bersatu," ujar Budi di Jakarta, Kamis, 7 November 2019. Ia mengakui kisruh antara dua maskapai itu menyebabkan beberapa rute penerbangan Sriwijaya Air terhenti, meski tidak berarti berhenti total.
Hari ini, terungkap bahwa ternyata hubungan bisnis antara PT Sriwijaya Air dan PT Citilink Indonesia kembali tidak akur. Ada sejumlah masalah yang membuat keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama operasi.
“Kami merujuk pada status terkini kerja sama manajemen antara Sriwijaya dan Citilink, anak usaha Garuda Indonesia. Karena ada sejumlah masalah di mana kedua pihak belum bisa diselesaikan. Dengan berat hati, kami menginformasikan bahwa Sriwijaya melanjutkan bisnisnya sendiri,” kata Direktur Teknik dan Layanan Garuda Iwan Joeniarto dalam keterangannya yang beredar di Jakarta, hari ini, Kamis 7 November 2019.
Dengan demikian, lanjut Iwan, Sriwijaya Air tidak lagi menjadi anggota Garuda Indonesia Group dan hubungan dengan Sriwijaya Group akan kembali berdasarkan business to business (B to B).
Sebelumnya, Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group menjalin kerja sama operasi seiring dengan kondisi keuangan maskapai milik keluarga Lie itu yang tidak mendukung. Namun, pada September hubungan bisnis itu mengalami guncangan yang menyebabkan susunan direksi Sriwijaya dirombak dan mengundurkan diri.
Namun, akhirnya, pada Oktober, Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air kembali rujuk dengan alasan mempertimbangkan tiga hal. Pertimbangan mereka adalah untuk mengedepankan keselamatan mempertimbangkan kepentingan pelanggan dan menyelamatkan aset negara.
CAESAR AKBAR | YOHANES PASKALIS | ANTARA