Budi Waseso Hanya Mempercayai Data Pangan dari BPS

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Jumat, 1 November 2019 14:25 WIB

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melepas 20 truk untuk operasi pasar wilayah DKI Jakarta dari Kantor Pusat Perum Bulog, Senin, 23 September 2019. TEMPO/Eko Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Data pangan seringkali menjadi polemik antar-kementerian karena ada beberapa lembaga mempunyai data tersebut seperti Badan Statistik Nasional (BPS), Kementerian Pertanian, dan Bank Indonesia (BI). Meskipun demikian, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas atetap menyakini bahwa data yang dirilis oleh BPS adalah yang paling valid untuk dijadikan acuan.

"Data ya harus satu, BPS. Saya hari ini tetap pegang data BPS. Saya tidak pakai data saya, karena data BPS imbangannya itu data BI," kata dia di acara Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat, 1 November 2019.

Budi Waseso mengatakan, ketika mengambil keputusan untuk impor bahan pangan, dirinya harus melihat data pangan yang dirilis BPS. Jadi, ketika jajarannya mengusulkan untuk membeli bahan pangan asal luar negeri, dirinya harus membandingkannya dengan memantau data BPS.

"Jadi kalau disuruh impor, mana datanya di BPS kan enggak ada. Kalau data BPS lebih kan enggak perlu impor. Kalau data BPS stoknya minim karena cuaca tidak bagus, ya saya ikuti, harus impor," tutur Budi Waseso.

Budi Waseso mengaku, dirinya tidak anti impor. Sebab, memang ada beberapa bahan pangan yang produksinya belum bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namun, ketika ada suatu komoditas yang bisa dimaksimalkan di Indonesia, keputusan impor sebisa mungkin diminimalisir. "Karena kita produksi dan kita maksimalkan. Kecuali kurang ya kita impor, impor sesuai dengan kebutuhan kita," tambahnya.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, polemik datang angan ini menjadi fokus kerja Menteri Pertanian yang baru yakni Syahrul Yasin Limpo. Dia menegaskan, akan menyelesaikan kesimpangsiuran data tersebut dalam 100 hari masa bakti pertamanya.

"Dalam 100 hari ini masalah data selesai. Pak Sekjen, saya mau lihat selesai, mana dirjen, mana direktur, harus selesai. Bantu saya Pak Amran, Ketua Komisi dan lain-lain. Tidak boleh lama-lama," kata Syahrul saat serah terima jabatan di Kementerian Pertanian, 25 Oktober 2019.

Berita terkait

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

17 jam lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

20 jam lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

4 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

7 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

8 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

8 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

8 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

8 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

8 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya