Luhut: Target Saya Memasukkan Investasi Sebanyak Mungkin
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rahma Tri
Minggu, 27 Oktober 2019 14:58 WIB
TEMPO. CO, Jakarta - Luhut Binsar Panjaitan mengemban tugas baru dari Presiden Jokowi Widodo atau Jokowi. Jika semula hanya mengurusi kemaritiman, kini Luhut diberi tanggung jawab mengurusi investasi dengan jabatan barunya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
“Target saya sebagai Menko adalah untuk membantu memasukkan investasi sebanyak mungkin ke Indonesia,” kata Luhut dalam cerita yang dibagikan di akun facebook-nya, Sabtu, 26 Oktober 2019.
Dana dari luar negeri ini, kata Luhut, nantinya diarahkan untuk masuk ke bidang hilirisasi, penghematan energi,pembangunan industri strategis seperti petrokimia, dan refinery (pengolahan,penyulingan, dan kilang). Selain itu, dana juga akan diarahkan untuk program campuran sawit pada solar atau biodiesel 20 hingga 30 persen (B20-B30) hingga pengurangan impor di sektor energi.
Luhut menyadari ada pertanyaan terkait tugas barunya ini. Ia mengatakan, “Mungkin ada yang bertanya kenapa investasi ditambahkan ke dalam salah satu portofolio saya? Saya hanya bisa menjawabnya sebagai mystery of life.”
Tapi selama ini ketika diberi kesempatan oleh Jokowi, kata Luhut, Ia bisa mengawinkan kemauan beberapa investor besar dunia dengan kebutuhan dan potensi Indonesia.
Di tengah gejolak ekonomi dunia, kata Luhut, Ia masih bisa dipertemukan dengan investor yang memiliki kemampuan funding atau pendanaan mencapai miliaran bahkan triliunan dolar Amerika Serikat. Menurut Luhut, para investor ini berasal dari Uni Emirat Arab, Tiongkok, Amerika, Singapura, dan bahkan perorangan seperti Masayoshi Son dengan SoftBank-nya.
Bagi Luhut, pekerjaannya sebagai eksekutor keinginan Jokowi menjadi lebih mudah. Sebab, adanya kedekatan hubungan para investor dengan Jokowi dan kepercayaan mereka terhadap kepemimpinan di Indonesia saat ini.
<!--more-->
Ia mencontohkan komunikasi via telepon baru-baru ini dengan Masayoshi Son. Saat itu, kata Luhut, konglomerat asal Jepang itu mengundangnya makan malam bersama di rumah pribadi di Tokyo, Jepang. Kesempatan seperti ini, kata Luhut, dapat memberikan 3 atau 4 jam bagi dirinya untuk membicarakan skenario besar investasi di Indonesia.
Adapun dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang 2013 saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencapai mencapai US$ 28,6 miliar. November 2014, Jokowi menunjuk Franky Sibarani menjadi Kepala BKPM menggantikan Mahendra Siregar.
Lalu pada 2014 atau dua bulan pertama pemerintahan pertama Jokowi, realisasi investasi turun tipis ke US$ 28,5 miliar. Akhir 2015, realisasi investasi asing naik menjadi US$ 29,3 miliar. Juli 2016, Jokowi mencopot Franky dan menggantikannya dengan Thomas Trikasih Lembong.
Di bawah Lembong, realisasi investasi 2016 kembali turun menjadi US$ 28,9 miliar. Namun tahun berikutnya, 2017, realisasi investasi mencapai titik tertinggi dalam pemerintahan Jokowi yaitu US$ 32,1 miliar. Meski pada 2018 kembali turun jadi US$ 29,2 miliar. Sehingga Oktober 2019, Lembong mengakhiri masa tugas dan digantikan oleh Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia.