Jadi Ketua BPK, Berikut Rekam Jejak Agung Firman
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 22 Oktober 2019 09:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Musyawarah-mufakat sembilan anggota Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK pada Senin, 21 Oktober 2019 kemarin, resmi menabalkan Agung Firman Sampurna sebagai Ketua BPK yang baru. Anggota III BPK, Achsanul Qosasi, mengatakan Agung akan menjabat sebagai bos di kantor pengaudit keuangan negara itu selama 2,5 tahun.
“Masa jabatannya sampai 2022,” ujar Achsanul saat dihubungi Tempo pada Senin petang. Agung dipilih sesuai dengan mekanisme pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BPK RI yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 15 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK.
Agung bukan pemilik nama anyar di lingkungan BPK. Ia telah tujuh tahun menjabat di lembaga pengaduit itu—tepatnya terhitung sejak 2012. Pertama kali menjabat, ia didapuk sebagai anggota III BPK. Namun posisi itu hanya ia nikmati selama setahun. Pria kelahiran Madiun, 19 November 2019, ini kemudian didapuk menjadi anggota V BPK hingga 2014.
Saat pergantian beberapa angota BPK pada 2017, ia kembali terpilih. Ia lalu menjabat untuk periode keduanya hingga 2022. Majalah Tempo edisi 5 Maret 2012 menulis Agung berebut kursi dengan 32 peserta lainnya.
Kiprah Agung saat pertama kali mencalonkan diri sebagai anggota BPK tak asing-asing amat. Namanya sudah dikenal lantaran ia anak seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golkar, Kahar Muzakir. Karenanya, dalam pemiihan anggota BPK waktu lampau, Agung terkesan memperoleh sokongan dari Senayan.
Sebelum menjadi anggota BPK, pada 2007, Agung pernah bekerja di Lembaga Administrasi Negara atau LAN. Ia menempati jabatan fungsional di Pusat Kajian Sumberdaya Aparatur LAN pada 2007. Posisinya pindah ke Pusat Kajian Manajemen Kebijakan LAN pada 2011 hingga saat ini.
Dua tahun sebelum bekerja di LAN, Agung pernah menjadi Kepala Sub-bagian Program Sekretariat KPUD Provinsi Sumatera Selatan. Ia juga sempat bekerja sebagai staf sekretariat daerah di Kabupaten Banyuasin.
Di sektor pendidikan, Agung menamatkan S-1-nya di Fakultas EKonomi Sriwijaya pada 1996. Sekolahnya berlanjut di Pascasarjana Universitas Indonesia. Ia mengambil program studi Administrasi dan Kebijakan Publik UI kala itu. Jurusan iu ia dalami kembali saat studi S-3 di kampus yang sama.
Selama menjadi anggota BPK, Agung pernah memperoleh penghargaan Bintang Mahaputera Nararya. Penghargaan itu diberikan oleh presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
MAJALAH TEMPO