Manfaatkan Perang Dagang, RI Jemput Investor Furniture Cina

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Selasa, 15 Oktober 2019 10:46 WIB

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong (kiri) dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat ditemui usia acara Indonesia Economic and Investment Outlook 2019 bersama Uni Eropa di Kantor BKPM, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Februari 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia berupaya memanfaatkan momentum perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina dengan menjemput langsung investor dari negeri tirai bambu. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan jemput bola pengusaha furniture dari Cina. Hal ini dilakukan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama dengan Kementerian Perindustrian.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, tensi perang dagang yang masih tinggi membuat pengusaha Cina akan melakukan relokasi ke Kawasan Asia Tenggara. Kondisi perang dagang yang tak kunjung mereda dinilai merupakan saat yang tepat bagi pengusaha furniture Cina untuk berinvestasi di Indonesia.

“Pemerintah Indonesia mengundang pengusaha-pengusaha RRT khususnya di bidang furniture untuk melakukan kunjungan ke Indonesia," kata Thomas melalui keterangan pers yang diterima pada Selasa 15 Oktober 2019.

BKPM bersama Kementerian Perindustrian, asosiasi usaha dan pemda akan mengupayakan courtesy meeting di Indonesia sekiranya diperlukan. "Kami juga akan mengatur beberapa kunjungan lokasi dan pabrik untuk menjajaki lokasi pengembangan klaster industri furniture dan kemungkinan kolaborasi dengan industri furniture lokal," kata Thomas.

Saat ini, lanjut Thomas, pemerintah tengah fokus mengembangkan Provinsi Jawa Tengah sebagai basis industri furniture berorientasi ekspor dalam skala besar. Namun, ia juga tidak menutup kemungkinan pengembangan ini dilakukan di lokasi-lokasi potensial lainnya.

Advertising
Advertising

Meskipun realisasi investasi Cina ke Indonesia secara umum mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam 5 tahun terakhir, Thomas mengakui masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus ditindaklanjuti. Hal itu antara lain jaminan ketersediaan bahan baku kayu dan rotan, relaksasi ketentuan impor mesin (relokasi), dan bahan baku industri furniture.

Selain itu, dukungan pemerintah daerah terutama dalam hal percepatan dan kemudahan dalam pembebasan lahan di lokasi-lokasi yang akan dikembangkan juga masih perlu dibenahi. Pemerintah juga masih harus membenahi ketersediaan tenaga kerja terampil melalui penyediaan pendidikan vokasi, mempermudah penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) serta jaminan keamanan dan perlindungan bagi investasi skala besar.

Mengingat kultur bisnis investor Cina yang amat bergantung pada restu dari pemerintah setempat, Kepala BKPM bertemu langsung dengan Wakil Gubernur Provinsi Guangdong, Ouyang Weimin dan Wakil Walikota Foshan, Tan Ping. Pertemuan itu untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang khususnya mendorong investasi perusahaan furniture mereka ke Indonesia.

Selain itu, ia juga telah melakukan pertemuan one-on-one dengan para pengusaha besar industri furniture untuk menawarkan investasi di Indonesia. Thomas juga menghadiri Forum Bisnis yang dihadiri 150 investor furniture dari wilayah Provinsi Shandong dan Provinsi Guangdong yaitu dari Dongguan, Foshan, Shenzen, dan Guangzhou.

BISNIS

Berita terkait

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

10 jam lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

3 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

4 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

7 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

7 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

8 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

8 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

11 hari lalu

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai putusan MK akan memberikan legitimasi atau kepastian hukum terhadap Pemilu.

Baca Selengkapnya