Pertama Kali, Bank Sentral Singapura Longgarkan Kebijakan Moneter

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Senin, 14 Oktober 2019 10:31 WIB

Presiden Jokowi (kiri) bersama PM Singapura Lee Hsien Loong, memberikan keterangan pers, di Istana, Singapura, Selasa, 8 Oktober 2019. REUTERS/Feline Lim

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya sejak tiga tahun terakhir, Bank Sentral Singapura memutuskan untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Langkah ini dilakukan di tengah upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negeri Singa yang melambat.

Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) hari ini, Senin 14 Oktober 2019, memutuskan mengurangi sedikit laju apresiasi rentang nilai mata uangnya. Berbeda dengan negara lain yang menggunakan suku bunga acuan sebagai alat kebijakan moneter, Bank Sentral Singapura memilih untuk menggunakan nilai tukar sebagai instrumen moneter. Otoritas ini diketahui mengelola kebijakan moneternya dengan mengendalikan nilai tukar dolar Singapura terhadap sekumpulan mata uang negara mitra dagang utamanya.

“MAS akan terus memonitor perkembangan ekonomi dan siap untuk mengkalibrasi ulang kebijakan moneter jika prospek inflasi dan pertumbuhan melemah secara signifikan,” terang Bank Sentral Singapura tersebut dalam sebuah pernyataan, dilansir melalui Bloomberg, Senin.

Menyusul keputusan soal kebijakan moneter, nilai tukar dolar Singapura menguat 0,1 persen menjadi level S$1,3719 terhadap dolar AS pada pukul 08.38 waktu Singapura. Mayoritas ekonom dalam survei Bloomberg telah memperkirakan langkah MAS tersebut, sementara sisanya memprediksikan langkah pengurangan slope yang lebih agresif menjadi nol.

Melalui laporan terpisah, data menunjukkan produk domestik bruto (PDB) Singapura rebound setelah berkontraksi pada kuartal kedua. PDB negeri ini bertambah 0,6 persen secara tahunan pada kuartal III/2019 dari periode tiga bulan sebelumnya.

Advertising
Advertising

Meski demikian, raihan itu lebih rendah dari perkiraan median sebesar 1,2 persen dalam survei ekonom Bloomberg. Adapun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, PDB pada kuartal III naik 0,1 persen atau tidak berubah dari kuartal kedua.

“Angka PDB, meskipun mengurangi resesi teknis, tidak membuat data terlihat optimistis,” ujar Wisnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Singapura. “Resesi manufaktur berlanjut. Prospeknya sangat kabur, jika tidak suram.”

Menurut MAS, pertumbuhan Singapura diperkirakan akan meningkat secara bertahap tahun depan, meskipun proyeksi ini tunduk pada ketidakpastian yang cukup besar di lingkungan eksternal.

Para pembuat kebijakan bank sentral di seluruh dunia mengambil sikap lebih lunak. Sebab, ketegangan antara Amerika Serikat dan Cina selama lebih dari setahun belakangan telah membebani pertumbuhan dan manufaktur yang mengancam meluas ke sektor jasa.

BISNIS

Berita terkait

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

5 jam lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

1 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

2 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

3 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

3 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

4 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

4 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

5 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya