Serapan Beras Bulog Tidak Bisa Optimal karena Gudang Penuh

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Jumat, 11 Oktober 2019 20:24 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat meninjau stok beras di Gudang Bulog, Perum Bulog Divre DKI Jakarta, Kamis 10 Januari 2019. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian menilai realisasi pengadaan beras Perum Bulog yang masih jauh dari target bukan karena harga gabah yang merangkak naik.

"Ini karena tempatnya tidak ada. Ini serapan 1 juta ton saja sudah sewa gudang di enam provinsi. Kalau capai target, semua provinsi pasti sudah sewa gudang," kata Amran di Jakarta, Jumat 11 Oktober 2019.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut, realisasi pengadaan beras Bulog per 10 Oktober 2019 baru mencapai 1,07 juta ton dari target 1,8 juta ton. Namun, hal ini dikarenakan kondisi gudang penyimpanan yang telah penuh, bukan masalah harga.

Usai melakukan sejumlah pemeriksaan di lapangan, Menteri Amran memastikan stok beras di enam provinsi sentra produksi dalam keadaan penuh. Saking penuhnya, sampai diperlukan sewa gedung tambahan untuk gudang.

Keenam provinsi itu adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

Advertising
Advertising

Harga gabah yang merangkak naik pun disebut Amran bukanlah alasan belum tercapainya serapan Bulog. Berdasarkan pantauannya di gudang Bulog di Kediri, Jawa Timur, setiap hari pengadaan beras masih dilakukan. Harga gabah yang naik pun ia nilai merupakan hal yang baik bagi petani.

"Harga gabah ada kenaikan bagus dong untuk petani. Di Kediri selama kemarau tiap hari masuk 25 ton [ke gudang]. Itu menunjukkan masih ada penyerapan," tutur Amran.

Harga gabah dan beras memang menunjukkan tren kenaikan seiring berkurangnya pasokan selama kemarau. Per September 2019, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani berada di level Rp4.905 per kg.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan nilai ini meningkat sebesar 3,07 persen dari bulan sebelumnya yang berada di angka Rp4.759 per kg. Hal yang sama terjadi pada gabah kering giling (GKG) yang naik menjadi Rp5.392 per kg dari yang sebelumnya tercatat sebesar Rp5.309 per kg.

Sementara itu, HPP gabah sesuai Inpres Nomor 5 tahun 2015 sendiri dipatok sebesar Rp3.700 per kg untuk GKP tingkat petani ditambah fleksibilitas harga 10 persen menjadi Rp4.070 per kg. Sedangkan untuk GKG di gudang Bulog dihargai Rp4.650 per kg ditambah fleksibilitas harga 10 persen menjadi Rp5.115 per kg.

BISNIS

Berita terkait

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

4 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

5 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

6 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

6 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

7 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

10 hari lalu

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

Bulog cabang Cirebon mulai menyerap gabah hasil panenan petani. Panen diperkirakan semakin banyak pada akhir April hingga Mei.

Baca Selengkapnya

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

18 hari lalu

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

21 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya