Kaum Muda Didorong jadi Petani Milenial
Reporter
Muh. Syaifullah (Kontributor)
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 26 September 2019 13:45 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta -Kaum muda di kalangan milenial didorong untuk menjadi petani. Jadi petani saat ini adalah termasuk gaul dan milenial.
Apalagi di era digital dan industri 4.0, lahan pertanian juga semakin sempit, petani harus melek teknologi. Banyak sektor bisnis pertanian yang masih luas untuk digarap kaum milenial ini. Di samping itu, jumlah petani juga semakin menyusut dan usia semakin uzur.
“Regenerasi petani menjadi isu penting yang perlu diperhatikan seluruh pihak,” kata Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi, di sela Jambore Petani Muda 3 yang digelar di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Rabu, 25 September 2019.
Jumlah petani usia produktif di Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun. Sedangkan minat generasi muda atau kaum milenial untuk terjun ke sektor pertanian masih minim.
Sensus Pertanian 2013 mencatat jumlah rumah tangga petani turun 20 persen dari 79,5 juta menjadi 63,6 juta, atau turun 15,6 juta rumah tangga. Bahkan diperparah lagi dengan kondisi 61 persen petani Indonesia telah berusia di atas 45 tahun.
Rahmad menegaskan keterlibatan generasi milenial dalam mendukung, mengembangkan, serta memajukan sektor pertanian menjadi sangat dibutuhkan. Pertanian juga perlu sentuhan serta terobosan generasi ini.
“Mahasiswa, sebagai generasi milenial punya kontribusi yang penting karena petani kita tua dan gaptek (gagap teknologi). Kami melihat di sini universitas bisa menjadi katalisator,” kata dia.
Dalam menumbuhkan regenarasi petani dan agrosociopreneur di Indonesia, PT Petrokimia Gresik produsen pupuk dan bahan kimia untuk solusi agroindustri anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero), menggelar rangkaian program “Jambore Petani Muda” di dua belas Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia, salah satunya Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta.
Rahmad menerangkan Jambore Petani Muda merupakan upaya konkrit Petrokimia Gresik untuk menumbuhkan ketertarikan generasi milenial terhadap pertanian. Selain mendukung upaya pemerintah meregenerasi petani, program ini juga ingin melahirkan pengusaha muda pertanian yang mampu memberikan dampak sosial atau agrosociopreneur di Indonesia.