Buwas 17 Bulan Jadi Dirut Bulog, Ini Daftar Kontroversinya

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Jumat, 20 September 2019 10:37 WIB

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kanan) berbincang dengan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (tengah) dan Kepala Bulog Budi Waseso sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat 3 Mei 2019. Ratas tersebut membahas persiapan menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah. ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, yang akrab disapa Buwas kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Dua hari lalu, Buwas mengancam akan membongkar praktik penipuan dan kejahatan yang dilakukan oleh penyalur beras Bantuan Pangan Non-Tunai atau BPNT.

Menurut Buwas, kejahatan yang dilakukan penyalur BPNT adalah memberikan bantuan beras kepada masyarakat yang membutuhkan, dengan jumlah yang tidak sesuai. "Beras yang diberikan tidak sesuai, yang digesek uang hanya senilai di di bawah 110 ribu, saya tahu semua,” kata mantan Kepala Bareskrim Polri ini usai mengikuti Rapat Koordinasi Pangan di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Rabu, 18 September 2019.

Sejak ditunjuk memimpin Bulog pada 27 April 2018, 17 bulan silam, Buwas kerap menyampaikan pernyataan-pernyataan kontroversial. Berikut beberapa pernyataan Buwas tersebut

1. Ribut Impor Beras dengan Menteri Perdagangan

Kurang dari lima bulan menjabat, Buwas sudah membuat kontroversi dengan menolak impor beras yang dilakukan Kementerian Perdagangan. Dia menyatakan gudang Bulog tak cukup untuk menyimpan beras impor. Buwas bahkan mengusulkan agar kantor Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dijadikan gudang beras impor.

Enggartiasto pun menjawab bahwa soal gudang Bulog bukan urusan Kemendag. Pernyataan itu dibalas Budi Waseso. "Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, matamu! Kan sama-sama negara," kata dia saat konferensi pers di gedung Bulog Rabu, 19 September 2018.

2. Mengancam Mafia Beras

Beberapa hari kemudian, Buwas mengancam pengusaha yang mempermainkan komoditas beras sehingga mengganggu harga di pasaran. "Saya ini mantan Kabareskrim (Kepala Badan Reserse Kriminal), saya punya jaringan, jangan main-main sama saya," kata dia di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Senin, 24 September 2018.

Budi Waseso juga mengklaim sudah mengerti permainan beras di pasaran berdasarkan pengalamannya menangani kasus serupa saat menjadi aparat kepolisian. "Saya nggak mau bikin ramai, tapi kalau saya ditantang, saya buka benar-benar," ujar Buwas.

3. Siap Dikebiri

Di waktu yang sama, Buwas juga menyampaikan pujian pada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Ia memuji sosok Susi sebagai salah satu menteri yang bisa konsisten dan tak gentar dalam menjalankan kebijakan sendiri.

Padahal, kata Buwas, Susi adalah perempuan dan dirinya laki-laki. Sehingga dia yang seharusnya bisa lebih baik dalam bekerja di Bulog, yaitu menyerap sebanyak-banyaknya beras petani dan membuat cadangan beras pemerintah tidak berasal dari impor. "Kalau saya nggak bisa dikebiri saja," ujar Budi Waseso disambut tawa peserta acara.

4. Mengancam Mundur

Lalu pada Juli 2019, Buwas menyatakan siap mundur dari jabatan Dirut Bulog. Ancaman itu disampaikan jika Kementerian Sosial mengambil alih 100 persen penyaluran beras untuk BPNT. "Saya janji, saya mundur dari Dirut Bulog," kata Buwas saat itu.

BPNT sejatinya merupakan bantuan sosial pangan dalam bentuk non-tunai kepada Kelompok Penerima Manfaat (KPM) mampu melalui sistem pembayaran elektronik. Selama ini, bantuan diberikan dalam bentuk Rastra atau Beras Sejahtera oleh Bulog.

Mulai Juni 2019, penyalurannya berubah dari Rasta menjadi Kartu BPNT. Tapi, setelah Buwas ngotot, Bulog akhirnya tetap bisa ikut menyalurkan beras lewat BPNT lewat sejumlah pengkajian dari pemerintah.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

7 jam lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

7 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

7 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

9 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

9 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

10 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

10 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

11 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

12 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

12 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya