Glenn Yusuf Mundur dari Wakil Presiden Komisaris Bank CIMB Niaga
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Jumat, 20 September 2019 10:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Komisaris PT Bank CIMB Niaga Tbk., Glenn Muhammad Surya Yusuf mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya tersebut. Glenn telah mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada emiten berkode BNGA, sejak Rabu 18 September 2019 lalu.
Setelah penganjuan mundur dilakukan, selanjutnya bank akan meminta persetujuan dari para pemegang saham terkait niat Glenn MS Yusuf tersebut.
“Kami telah menerima surat pengunduran diri tertanggal 30 Agustus 2019 perihal pengunduran diri Glenn M.S Yusuf dari jabatannya sebagai Wakil Presiden Komisaris CIMB Niaga,” kata Direktur Kepatuhan CIMB Fransiska Oei dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis 19 September 2019.
Glenn tercatat mulai duduk di kursi komisaris CIMB Niaga sejak 2010, dan menjabat sebagai wakil presiden komisaris sejak 2012. Sebelumnya, Glenn juga sempat menjabat sebagai Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada periode 1998-2000.
Secara konsolidasi, CIMB Niaga dan anak usaha mencetak laba bersih sebesar Rp1,98 triliun dan tumbuh 11,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tercatat naik 5,5 persen yoy menjadi Rp6,32 triliun. Penurunan biaya pencadangan sebesar 2 persen yoy menjadi kontributornya.
Kendati laba tumbuh dua digit, fungsi intermediasi bank CIMB Niaga tumbuh di bawah industri, atau 2,6 persen yoy, menjadi Rp190,5 triliun. Penopang kenaikan kredit antara lain segmen bisnis kredit pemilikan rumah (KPR), kartu kredit, dan kredit usaha kecil dan menengah (UKM).
Bank CIMB Niaga mencatat, masing-masing sektor kredit tersebut tumbuh 13,5 persen yoy, 10,0 persen yoy, dan 4,1 persen yoy. Pada periode yang sama segmen kredit korporasi tercatat tumbuh sebesar 2,1 persen yoy.
Sementara itu portofolio penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) CIMB Niaga sebesar Rp197,85 triliun. Rasio dana murah (current account saving account/CASA) tercatat sebesar 53,9 persen.
BISNIS