Luhut Pandjaitan Curhat Sering Disebut Agen Cina

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Kamis, 12 September 2019 17:37 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) berfoto bersama Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin (ketiga kiri) dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Cina Ning Jizhe (ketiga kanan) dalam pertemuan kerja sama antara Indonesia dengan Cina di Nusa Dua, Bali, Kamis 21 Maret 2019. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan kisahnya yang sering dituduh sebagai agen Cina. Tudingan itu muncul lantaran ia sering mengajak investor asing asal Negeri Tirai Bambu masuk ke Tanah Air.

Padahal, menurut Luhut, memang Cina lah yang sering mau menanamkan duitnya untuk mengembangkan teknologi hilirisasi di Indonesia. "Kenapa belum ada hilirisasi di sana (beberapa komoditas), teknologi dari mana, balik-balik yang mau investasi Cina lagi. Sehingga ada yang bilang Luhut agen Cina, ada yang bilang dubes kehormatan Cina, itu yang ngomong asbun saja," kata Luhut di Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta, Kamis, 12 September 2019.

Luhut mengatakan, dirinya memang kerap mendapat kritik dari publik atas kebijakannya membuka jalan bagi investasi Cina itu. Namun, ia menjamin pemerintah tidak asal memberikan proyeknya kepada investor dari Negeri Tirai Bambu. Sebab, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. "Orang selalu kritik saya di luar, ini kita Cina, semua Cina. Tidak, kita punya rule of thumb untuk investasi, mau siapapun saja," kata mantan Dubes RI untuk Malaysia itu.

Pemerintah, kata Luhut, sejatinya terbuka dengan investasi dari mana pun. Sepanjang, hal tersebut sesuai dengan syarat-syarat atau rule of thumb tersebut. Batasan itu, salah satunya, adalah teknologi yang digunakan harus ramah lingkungan. Di samping, mereka juga harus mendidik tenaga kerja lokal. Sehingga, di masa depan Indonesia tidak lagi bergantung kepada tena kerja asing.

"Jadi dia mau dari Bulan atau dari mana saja, sepanjang teknologi ramah lingkungan dan mendidik tenaga kerja lokal oke," ujar Luhut tegas.

Ia mengambil contoh di Morowali, di mana investor Cina yang ada di sana harus mendirikan politeknik. Sehingga, dalam empat tahun ke depan tenaga kerja asing di sana sudah bisa diganti oleh tenaga lokal.

Selain dua hal itu, Luhut juga mengatakan syarat lain yang mesti dipenuhi adalah adanya transfer teknologi ke Indonesia serta nilai tambah kepada industri di Tanah Air. Sehingga, orientasinya adalah kepentingan nasional.

"Buat kami, sepanjang itu sesuai national interest kita, dan national interest kita bisa diamankan, tak peduli dari mana pun (investasi masuk)," ujar Luhut. "Kau orang mau tembak saya silakan, saya kan enggak ada bisnis itu juga, jadi yang penting membuat Republik ini lebih bagus."

Lagipula, Luhut menambahkan, ia memastikan bahwa kerja sama yang ada saat ini bersifat antar bisnis atau business to business, bukan antar pemerintah alias government to government. Sehingga, rasio utang pemerintah pun masih bisa dijaga di bawah 30 persen.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

3 jam lalu

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membukukan realisasi investasi senilai Rp 401,5 triliun pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

3 jam lalu

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

Sinar Mas Land melalui Digital Hub berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan ekosistem startup digital potensial di Indonesia melalui gerakan Digital Hub Next Action (DNA).

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

9 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

20 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya