Reklamasi Teluk Benoa Dihentikan, Kemenhub Tunggu Langkah Pelindo

Selasa, 27 Agustus 2019 13:10 WIB

Sejumlah masa yang tergabung dalam ForBali membawa poster dan spanduk penolakan proyek reklamasi Teluk Benoa di depan Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Bali, 26 Juli 2017. Pergerakan penolakan mega proyek reklamasi di Teluk Benoa yang sudah memasuki tahun ke-5 itu mengangkat isu maraknya intimidasi terhadap para aktivis dan dipolitisasinya pergerakan tersebut oleh sejumlah politisi yang akan maju dalam Pilkada Bali tahun depan. Foto: Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Denpasar - Kementerian Perhubungan atau Kemenhub masih belum mengambil sikap tegas terkait dengan permintaan Gubernur Bali I Wayan Koster ihwal penghentian reklamasi Teluk Benoa seluas 85 hektare. Pemerintah masih menunggu upaya PT Pelindo III (Persero) untuk melakukan perbaikan kawasan dengan penanaman pohon mangrove.

"Masih belum final. Kami dorong Pelindo III melakukan itu (penanaman pohon mangrove),” kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Agustinus Maun, Selasa 27 Agustus 2019.

PT Pelindo III, kata Agustinus, telah melakukan penanaman pohon mangrove sebanyak 50 ribu batang. Perusahaan juga akan menanam lagi dalam jumlah yang sama bulan depan. "Mudah-mudahan ada upaya dari Pelindo untuk mengembalikan kondisi mangrove di kawasan Pelabuhan Benoa,” ujarnya.

Agustinus menyebutkan, pihaknya juga sempat didatangi oleh pejabat dari Kementerian Koordinator Maritim serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) guna melakukan koordinasi dengan Gubernur Bali. “Sudah dilakukan koordinasi terkait alasan permintaan penghentian reklamasi,” katanya.

Terkait dengan kerusakan kawasan mangrove di kawasan reklamasi damping II, dinilai karena kapal keruk yang digunakan kapasitasnya terlalu besar, apalagi tidak adanya bendungan dan penyaring. “Sehingga lumpur masuk ke area mangrove,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Reklamasi di kawasan Pelabuhan Benoa oleh PT Pelindo III sebenarnya telah selesai pada 2018. “Pelindo menyatakan bersedia melakukan instruksi Gubernur,” ujarnya.

Gubernur Bali meminta PT Pelindo III segera menghentikan reklamasi di areal seluas 85 hektare di sekeliling Pelabuhan Benoa, Denpasar. Reklamasi oleh Pelindo III itu dinilai telah menghancurkan ekosistem bakau seluas 17 hektare.

Dampak lingkungan akibat reklamasi Teluk Benoa yang terjadi berupa rusaknya lingkungan dan mengakibatkan kematian vegetasi hutan mangrove beserta ekosistem lainnya sekitar 17 hektare berlokasi di timur laut lokasi Dumping II. Koster juga menyebutkan hal itu karena tidak dibangunnya tanggul penahan (revetment) dan tidak dipasangnya silt screen sesuai dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan pada dokumen Amdal.

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Ditutup hingga Besok

5 jam lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Ditutup hingga Besok

Penutupan sementara operasional Bandara Sam Ratulangi Manado kembali diperpanjang hingga besok, Sabtu, 4 Mei 2024 pukul 18.00 WITA.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

5 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

7 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

11 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

Keputusan Kemehub menurunkan status 17 bandara internasional menjadi bandara domestik dinilai sebagai langkah yang tepat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

1 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

1 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

4 hari lalu

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja angkat bicara soal pengurangan jumlah bandara internasional di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

4 hari lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

Keberadaan bandara internasional terkadang menjadi kebanggaan tersendiri bagi suatu wilayah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

5 hari lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

InJourney menilai penyesuaian bandara internasional ini berpengaruh positif terhadap konektivitas udara dan pariwisata Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

5 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya