Soal Ayam Brasil, Rhenald Kasali Dorong Pemerintah Lawan WTO

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Rabu, 21 Agustus 2019 12:37 WIB

Warga berbelanja daging ayam pada hari pertama perayaan Tradisi Meugang menyambut Idul Adha 1440 Hijriyah di pasar tradisional Peunayung, Banda Aceh, Aceh, Jumat 9 Agustus 2019. Pada hari pertama tradisi meugang Idul Adha 1440 Hijriyah, harga daging ayam naik dari Rp35.000 menjadi Rp40.000 per ekor akibat meningkatnya permintaan pasar, sedangkan stok mencukupi. ANTARA FOTO/Ampelsa

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeritas Indonesia, Rhenald Kasali mendorong pemerintah untuk berani melawan sanksi yang dijatuhkan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) perkara impor ayam dari Brasil. Menurut dia, perlawanan ini bukan tanpa alasan, melainkan guna melindungi para peternak dalam negeri.

"Kalau ayam kita ditekan WTO, saatnya kita harus berani melawan," ujar Rhenald saat ditemui di Gedung Nusatara I Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 22 Agustus 2019. Ia mengatakan, di Indonesia masih banyak peternak kecil hingga menengah yang menggantungkan nasibnya kepada bisnis ayam.

Menurut Rhenald, walaupun Indonesia termasuk anggota G20, harus tetap berani melawan WTO. Dia juga mencontohkan banyak negara yang berani menentang keputusan WTO, seperti Presiden Amerika Donald Trump yang mengancam akan keluar dari organisasi itu karena merasa dimanfaatkan oleh anggota G20 lain seperti Cina.

Lalu ada juga Uni Eropa yang kalah dalam persidangan kasus sawit di WTO. Rhenald menjelaskan bahwa negara itu menggunakan cara-cara komunikasi untuk menyebarkan tagar #saveorangutan. Dengan tagar itu, mereka berusaha mempengaruhi publik dengan menggunakan isu penyelamatan orang utan agar mereka tidak membeli sawit dari Indonesia.

"Misalnya Uni Eropa kalah di WTO dengan minyak sawit, yang digunakan orang utan. Mereka pakai orang utan untuk orang Indonesia sendiri dan di sana (Eropa) agar mereka tidak membeli minyak sawit," ungkap Rhenald.

Dia menyarankan kepada Indonesia untuk melawan putusan WTO dengan menggunakan cara-cara komunikasi yang terbaru, seperti menggunakan tagar di media sosial. Walaupun metode yang lama mungkin juga harus dilakukan seperti yang akan dilakukan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang akan memindahkan impor susu selain negara Uni Eropa. "Ya itu salah satu cara old power, tapi. New power adalah dengan tagar," Rhenald menambahkan.

Seperti diketahui, WTO memutuskan Indonesia telah melanggar empat hal mengenai importasi ayam ras beserta turunannya. Empat pelanggaran itu mencakup pelanggaran aturan mengenai kesehatan, pelaporan realisasi mingguan importir, larangan perubahan jumlah produk, serta penundaan penerbitan sertifikat kesehatan.

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

2 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Ini Taktik Jokowi Melawan Larangan Ekspor Bijih Nikel oleh WTO

31 hari lalu

Ini Taktik Jokowi Melawan Larangan Ekspor Bijih Nikel oleh WTO

Jokowi akan menggunakan taktik mengulur-ulur waktu untuk melawan larangan hilirisasi nikel oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Perdagangan Unair Dukung Pembatasan Barang Impor Penumpang, Ini Alasannya

39 hari lalu

Pakar Hukum Perdagangan Unair Dukung Pembatasan Barang Impor Penumpang, Ini Alasannya

Pakar hukum pidana Universitas Airlangga (Unair) mendukung pembatasan barang impor penumpang.

Baca Selengkapnya

Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

52 hari lalu

Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

Malaysia memenangkan gugatan di WTO melawan tindakan diskriminasi Uni Eropa terhadap produk biofuel dari minyak sawit.

Baca Selengkapnya

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

54 hari lalu

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

Kemendag menyebut dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO membahas soal penyelesaian sengketa perjanjian investasi maupun banding.

Baca Selengkapnya

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

54 hari lalu

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.

Baca Selengkapnya

Konferensi Tingkat Menteri WTO Sepakat Perpanjang Moratorium Cukai Barang Digital di E-Commerce hingga 2026

54 hari lalu

Konferensi Tingkat Menteri WTO Sepakat Perpanjang Moratorium Cukai Barang Digital di E-Commerce hingga 2026

Dalam Konferensi Tingkat Menteri WTO baru-baru ini disepakati soal e-commerce work programme and moratorium yang akan diakhiri pada 2026 mendatang.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Harga Telur, Ayam, dan Daging Secara Historis Selalu Naik Menjelang Idul Fitri

55 hari lalu

BPS Sebut Harga Telur, Ayam, dan Daging Secara Historis Selalu Naik Menjelang Idul Fitri

BPS sebut harga telur ayam, daging ayam, dan daging sapi secara historis selalu berada di 10 besar komoditas pemberi andil inflasi saat momen Lebaran.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong WTO Selesaikan Perundingan Pertanian

28 Februari 2024

Indonesia Dorong WTO Selesaikan Perundingan Pertanian

Pertemuan G33 bertujuan untuk mengonsolidasikan posisi dan prioritas dalam mendorong tercapainya solusi permanen isu stok pangan publik

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Perintahkan Tambah Impor Beras 1,6 Juta Ton, Zulhas 'Ditodong' Borong Daging Ayam

27 Februari 2024

Terkini: Jokowi Perintahkan Tambah Impor Beras 1,6 Juta Ton, Zulhas 'Ditodong' Borong Daging Ayam

Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Selasa siang, 27 Februari 2024, dimulai dari perintah Presiden Jokowi menambah kuota impor beras 1,6 juta ton.

Baca Selengkapnya