Investasi Belum Dorong Industri Manufaktur, Menperin: Butuh Waktu

Sabtu, 10 Agustus 2019 17:23 WIB

Mobil Esemka jenis pikap terparkir rapi di halaman PT Solo Manufaktur Kreasi, pabrik mobil Esemka, di Boyolali, 2 April 2019. TEMPO/Dinda Leo Listry

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjawab penelitian Institute for Development of Economic and Finance atau Indef yang menyimpulkan investasi yang masuk ke Indonesia masih belum cukup nendang mendorong pertumbuhan industri manufaktur.

Airlangga mengatakan pertumbuhan manufaktur tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. "Pertumbuhan manufaktur perlu waktu untuk meningkat, apalagi pemerintah baru melakukan beberapa kebijakan baru seperti super tax allowance, tax holiday, dan lainnya, efeknya tidak bisa instan, perlu waktu," ujar dia di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu, 10 Agustus 2019.

Contohnya saja, kata Airlangga, untuk mendirikan pabrik, waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 2-3 tahun. Meski demikian, ia mendorong masyarakat industri bisa lebih percaya terhadap iklim investasi yang didorong pemerintah. "Sehingga, ke depan, kami berharap itu bisa mendorong peningkatan ekspor."

Airlangga juga percaya hingga kini para pemodal masih memiliki minat untuk berinvestasi di sektor manufaktur. Hanya saja, ia menegaskan realisasi investasi memang bertahap dan perlu waktu. "Kalau kami lihat di BKPM kan sektor manufaktur minatnya tinggi, tapi realisasinya bertahap, bangyn rumah saja bisa satu tahun, apalagi bangun industri," kata dia.

Sebelumnya, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance atau Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan investasi yang masuk ke Indonesia masih kurang berdampak kepada kinerja sektor riil.

"Investasi yang masuk ke Indonesia kalau diukur dari BKPM, PMA dan PMDN, total kuartal kedua Rp 200,5 triliun atau 10 persen dari APBN, relatif banyak. Tapi dampak atau pengaruhnya terhadap kinerja sektor riil sepertinya belum nendang," ujar dia di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019.

Buktinya, kata Heri, pertumbuhan industri manufaktur, atau sektor padat karya masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu hanya 3,98 persen. Padahal, industri tersebut merupakan kontributor terbesar ekonomi yang memiliki kemampuan cukup kuat dalam menciptakan lapangan kerja, serta penyumbang terbesar penerimaan negara.

Karena itu, ia menyimpulkan bahwa investasi yang masuk semakin kurang mampu mendorong penciptaan lapangan kerja. Menurut Heri, pada 2018 saja, ketika realisasi investasi tumbuh 4,11 persen, justru kemampuan menyerap tenaga kerja mengalami turun 18,4 persen year-on-year. Masuknya investasi terlihat belum sesuai dengan apa yang dibutuhkan Indonesia yaitu padat karya di sektor sekunder.

Heri mengatakan adanya pergeseran struktur investasi asing di Indonesia dari sekunder ke tersier atau sektor jasa. Saat ini porsi Penanaman Modal Asing di sektor tersier mencapai 48,2 persen dan sisanya tersebar di sektor primer dan sekunder. Pergeseran ini membawa implikasi terhadap kemampuan investasi dalam menyerap tenaga kerja dan efektivitasnya terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berita terkait

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

7 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

8 jam lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

9 jam lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

1 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

1 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

1 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

1 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

1 hari lalu

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

Budi Arie yang mendampingi Jokowi saat bertemu Nadella mengatakan Microsoft akan berinvestasi secara signifikan dalam empat tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

2 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

2 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya