Cegah Kebakaran Hutan Meluas, KLHK Imbau Stakeholder Aktif

Reporter

Antara

Minggu, 4 Agustus 2019 10:16 WIB

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau berusaha memadamkan semak belukar yang terbakar saat terjadi kebakaran lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Rabu, 31 Juli 2019. Satgas Karhutla Provinsi Riau terus berupaya melakukan upaya pemadaman kebakaran lahan yang masih terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Riau, agar bencana kabut asap tidak terulang kembali. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta -Plt Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Raffles B Panjaitan mengatakan kebakaran hutan dan lahan bisa dicegah dengan keterlibatan aktif masyarakat dan pemangku kepentingan sektor kehutanan lainnya.

"Kita mengimbau janganlah lalai, janganlah memicu api, seperti membuang puntung dan melakukan kegiatan-kegiatan yang memicu timbulnya api, contoh jika pergi ke gunung jangan buang rokok sembarangan atau lupa matikan api unggun, di musim kemarau seperti ini sekali saja lalai, maka jika terjadi kebakaran dalam satu hari bisa 150 hektare (ha) lahan terbakar," kata Raffles dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu, 3 Agustus 2019.

KLHK dengan Manggala Agni terus mengerahkan semua sumber daya manusia terbaik, ditunjang peralatan dan anggaran untuk memadamkan Karhutla. Bekerjasama dengan para pihak, seperti Masyarakat Peduli Api (MPA), TNI, Polri, BPBD, Pemda setempat, pemegang izin dan bahkan masyarakat KLHK memastikan kejadian Karhutla tidak meluas.

Data hingga Mei 2019 total luas lahan terbakar adalah 42.740 ha, luasan itu masih jauh dibandingkan luasan terbakar tahun 2018 yang mencapai 510.000 ha.

"Kalau tahun lalu 510.000 ha yang terbakar, di mineral 385.000 ha di gambut 125.000 ha, karena kita fokus di Palembang di Riau yang lahan gambutnya luas, akhirnya di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang tanah mineral terbakar, 'kata Raffles.

Advertising
Advertising

Menurutnya tahun ini sampai dengan Mei 2019, gambut yang terbakar 27.538 ha yang mineral 15.202 ha total 42.740 ha, maka kalau dibandingkan dengan yang tahun lalu ini masih kecil. "Tetapi bukan berarti kita senang dengan keadaan ini, untuk itu kita terus melakukan upaya penanggulangan Karhutla," kata dia.

Sampai dengan saat ini sudah enam dari delapan provinsi rawan karhutla menetapkan kondisi siaga darurat. Keenam provinsi itu adalah Provinsi Riau (19 Februari - 31 Oktober 2019; 255 hari), Provinsi Kalimantan Barat (12 Februari-31 Desember 2019; 323 hari), Provinsi Sumsel (8 Maret-31 Oktober 2019; 237 hari), Provinsi Kalimantan Tengah (28 Mei-26 Agustus 2019; 91 hari), Provinsi Kalimantan Selatan (1 Juni-31 Oktober 2019; 153 hari), dan Provinsi Jambi (23 Juli-20 Oktober 2019; 90 hari).

Kemudian ada tiga kabupaten/kota yang juga menetapkan status siaga darurat, yaitu Kota Dumai, Provinsi Riau (13 Februari-31 Mei 2019; 108 hari), Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (1 Februari-31 Desember 2019; 334 hari), Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (8 Juli-5 Oktober 2019; 90 hari).

"Penetapan status siaga darurat tersebut bukan berarti kondisi yang sudah ada kejadian karhutla yang hebat, tetapi sebagai langkah antisipasi daerah agar bisa mendapatkan bantuan cepat dari pemerintah pusat melalui BNPB yang mempunyai anggaran cepat penanggulangan bencana, sehingga jika ada potensi karhutla yang membesar bisa cepat ditangani dengan bantuan anggaran dari pemerintah pusat," katanya.

Berita terkait

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

6 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

6 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

7 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

7 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

12 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

16 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

21 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

21 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

Selama tiga hari terakhir, bersamaan dengan mudik lebaran, 11 stasiun pemantau kualitas udara Jakarta dan sekitarnya mencatat membaiknya level ISPU.

Baca Selengkapnya

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

22 hari lalu

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

Sampah di Depok diprediksi bertambah hingga 180 ton dari hari biasa pada malam Lebaran. Muncul dari pasar tumpah.

Baca Selengkapnya

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

24 hari lalu

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

KLHK menghitung potensi sampah hingga 58 juta kilogram dari mobilitas 193,6 juta penduduk dalam periode dua minggu arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya