Sigi Katadata: Investor Besar Semakin Percaya pada Pemerintah

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Kamis, 25 Juli 2019 22:22 WIB

Suasana rapat terbatas membahas perkembangan PLTSa yang dipimpin Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 16 Juli 2019. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 260 investor institusi yang mengelola dana sebesar Rp 700 triliun menilai kinerja pemerintah semakin baik di kuartal kedua 2019. Data ini diperoleh dari sigi yang dilakukan oleh tim Katadata Insight Center (KIC) pada 24 Juni hingga 2 Juli 2019.

Survei dilakukan terhadap tiga sektor perusahaan yang terdiri dari perusahaan manajemen investasi, asuransi, dan dana pensiun.

Kondisi ini tercermin dari naiknya Indeks Kepercayaan Investor kepada Pemerintah (IKIP), dari 172,1 poin pada kuartal pertama 2018, menjadi 175,8 poin pada kuartal kedua 2019. “Tapi IKIP ternyata naik karena kepastian hukum, rasa keadilan, dan penyediaan infrastruktur, ketimbang pertumbuhan ekonomi,” kata kata panel ahli Katadata Insight Center, Damhuri Nasution, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2019.

Dari hasil survei ini, investor makin percaya bahwa pemerintah bisa memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan. Ini terbukti dari indeks yang naik dari 144,7 poin pada kuartal pertama 2018, menjadi 160,8 poin pada kuartal kedua. Investor juga yakin karena pemerintah menyediakan dan merawat infrastruktur. Poinnya naik dari 184,7 menjadi 191,9.

Seiring dengan meningkatnya kepercayaan investor pada kinerja pemerintah, mayoritas investor ternyata juga lebih mengkhawatirkan faktor eksternal, ketimbang internal. Dari Januari hingga Maret 2019, kekhawatiran terbesar investor adalah politik dalam negeri dengan angka tertinggi 36 persen. Angka kekhawatiran ini kemudian berkurang hingga 22 persen pada kuartal kedua, atau setelah pemilu berakhir.

Advertising
Advertising

Kini, kekhawatiran terbesar investor adalah kondisi ekonomi global. Jumlahnya mencapai 47 persen. Damhuri menyebut kekhawatiran utama masih seputar perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat yang membuat kinerja ekonomi dunia terus turun. Akibatnya, ekspor pun terus turun. Di sektor keuangan, investasi di pasar modal pun berkurang karena kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ikut turun.

Kondisi ini, kata Damhuri, tampak pada instrumen investasi yang dinilai paling menarik bagi investor dalam tiga bulan ke depan. Mayoritas pilihan mereka adalah instrumen obligasi dengan persentase 49 persen. 37 persen ada di instrumen saham dan 14 persen di pasar uang. Apalagi, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia pun membuat harga obligasi semakin murah.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 jam lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

13 jam lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

23 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

1 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

2 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

2 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

5 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

6 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya