Sri Mulyani Perkirakan Target Pertumbuhan Ekonomi 2019 Meleset

Reporter

Caesar Akbar

Selasa, 16 Juli 2019 15:24 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja (raker) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Rapat kerja tersebut membahas kinerja Kemenkeu dan fakta APBN, penambahan barang kena cukai berupa kantong plastik, perubahan PP No 14/2018 tentang kepemilikan asing pada perusahaan perasuransian, serta pajak hasil pertanian. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada semester II 2019 sebesar 5,2 persen. Sehingga, outlook pertumbuhan ekonomi 2019 diperkirakan hanya 5,2 persen.

Prognosis itu masih di bawah asumsi dasar ekonomi makro di Anggaran Pendapatan dan belanja Negara 2019, yang dipatok 5,3 persen. Kendati demikian, apabila dibandingkan dengan realisasi semester I, yaitu 5,1 persen, angkanya naik.

"Di tengah ketidakpastian global, kondisi perekonomian sampai dengan semester I 2019 terus menunjukkan kinerja positif dan diproyeksikan berlanjut sampai dengan akhir tahun 2019," ujar Sri Mulyani saat Rapat Kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 16 juli 2019.

Sri Mulyani mengatakan pada semester I pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh peningkatan permintaan domestik. Ia memaparkan konsumsi rumah tangga diproyeksikan tumbuh lebih tinggi lantaran didukung inflasi yang rendah dan penyaluran bantuan sosial yang tepat sasaran dan tepat waktu. Adapun pada realisasi semester I inflasi tercatat 3,3 persen dan diperkirakan menjadi 3,1 persen pada semester II.

Selain konsumsi rumah tangga, bekas Direktur Bank Dunia mengatakan konsumsi pemerintah tumbuh lebih tinggi. Beberapa faktor yang mendorong tumbuhnya konsumsi pemerintah antara lain adanya peningkatan penyerapan dan pola konsumsi pemerintah, antara lain pengeluaran tunjangan hari raya, pelaksanaan pemilu, dan pelaksanaan bantuan sosial.

Di sisi lain, Sri Mulyani berujar pembentukan modal tetap bruto pada semester awal 2019 relatif melambat. Kondisi tersebut disebabkan oleh meningkatnya ketegangan perang dagang yang berdampak pada melambatnya investasi global. "Meskipun, investasi dalam negeri terpantau masih positif."

Tekanan ekonomi global juga, menurut Sri Mulyani, berimbas kepada perdagangan luar negeri Indonesia. Pada semester I 2019, Perlambatan perekonomian dunia serta meningkatnya ketegangan kebijakan proteksionisme dan perang dagang disebut menyebabkan ekspor dan impor mengalami kontraksi.

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

6 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

10 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

11 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

13 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

22 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya