Laris, Surat Utang Global PLN Kelebihan Permintaan 4,42 Kali

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Senin, 15 Juli 2019 19:08 WIB

Pasar Obligasi Indonesia Tumbuh Tercepat di Asia

TEMPO.CO, Jakarta - Surat utang global atau Obligasi Internasional yang diterbitkan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) kali ini menjadi rebutan investor potensial dan melebihi total saham yang ditawarkan hingga 4,42 kali. Direktur Keuangan PT PLN, Sarwono Sudarto mengungkapkan, kondisi tersebut tercipta karena perseroan mampu membaca kondisi terbaik di pasar modal internasional dan mengambil langkah cepat dan tepat.

"PLN berhasil memanfaatkan momentum pasar sehingga Global Bond PLN kali ini tidak hanya mengalami kelebihan permintaan, tetapi juga mendapatkan tingkat bunga yang sangat kompetitif," kata Sarwono melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 15 Juli 2019.

Menurut Sarwono, PLN berhasil meyakinkan investor melalui serangkaian roadshow ke beberapa negara yaitu Hong Kong, Singapura, United Kingdom dan Amerika Serikat sejak 4 Juli 2019. Saat ini, PLN kembali ke pasar modal internasional (global capital market) dan mencetak sukses dalam penerbitan Global Bond senilai USD 1,4 miliar, dengan harga lebih rendah dari yield di secondary market.

Kemudian, surat utang tersebut diterbitkan dengan tingkat bunga terendah sepanjang sejarah penerbitan obligasi dengan denominasi Dolar AS, baik oleh PLN maupun dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia untuk tenor 10 dan 30 tahun. Dual-trance USD Global Bond masing-masing sebesar USD 700 juta diterbitkan dengan tingkat bunga 3,875 persen untuk tenor 10 tahun dan 4,875 persen tempo 30 tahun.

"Keberhasilan penerbitan Global Bond dengan tingkat suku bunga yang sangat kompetitif ini juga menjadi pertanda semakin baiknya kepercayaan investor global terhadap PLN dan Indonesia, serta PLN dapat memperoleh tambahan dana untuk menjalankan Penugasan Pemerintah untuk membangun tambahan kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi dalam kaitannya dengan Program 35 GW," ujar Sarwono.

PLN juga didukung oleh tiga lembaga rating internasional yaitu Moody’s, S&P, dan Fitch Ratings di mana masing-masing memberikan penilaian kualitas kredit obligasi PLN dengan tingkat rating Baa2 , BBB, dan BBB. Ketiga lembaga independen internasional tersebut, berasa pada level yang setara dengan credit rating sovereign Pemerintah Republik Indonesia.

Proses settlement surat utang tersebut diharapkan akan terjadi pada tanggal 17 Juli 2019 dan terdaftar pada Singapore Stock Exchange (SGX).

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

5 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

6 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

7 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

7 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

8 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

9 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

10 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

13 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

25 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya