Harga Anjlok, Kemenko Maritim Persoalkan Kualitas Garam Petambak

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Jumat, 12 Juli 2019 21:09 WIB

Petani mengangkat garam saat panen di Paccelangan, Jeneponto, Sulsel, 29 September 2014. Di musim kemarau produksi garam mencapai 12 karung tiap panen, dimana dalam seminggu panen hingga 3 kali dengan harga Rp. 25.00 per karung. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas yang buruk diduga menjadi penyebab rendahnya harga garam di tingkat petambak pada musim panen kali ini. Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa, Kemenko Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono berujar, anjloknya harga hanya terjadi pada garam berkualitas K2 dan K3.

Baca: Kiara: Tata Kelola Garam di Indonesia Memburuk

"Yang masalah bukan di K1, jadi harga turun itu karena kualitas K2 dan K3," ujar dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jumat, 12 Juli 2019. Adapun garam kualitas K2 memiliki kandungan NaCl-nya 90-95 persen, dan K3 kandungannya di bawah 90 persen.

Menurut Agung, garam berkualitas K2 dan K3 memang relatif sulit diserap oleh industri. Sebab, industri membutuhkan garam dengan kualitas K1. "Yang sekarang teriak harga garam anjlok itu di Cirebon, ternyata garam K2 - K3. Industri bisa menyerap, cuma harganya pasti rendah karena rendemen kecil, jadi tidak bisa dipaksakan tinggi."

Lagipula, menurut Agung, semestinya petambak memang tidak memproduksi garam berkualitas rendah. Karena bila diproduksi dan masuk ke perusahaan, biayanya menjadi tidak efisien. Di samping itu, ia mengingatkan bahwa sejatinya Indonesia sudah punya standar untuk kualitas garam.

Agung menyebut, pada SNI 01-4435-2000 tentang garam bahan baku untuk industri garam beryodium, kadar NaCl minimal adalah 94,7 persen. Sementara SNI 01-3556-2010 tentang garam konsumsi beryodium, menyebut kadar NaCl minimal 94 persen. Sedangkan pada SNI 0303-2012 tentang garam industri CAP, kadar NaCl minimalnya adalah 96 persen.

<!--more-->

Kendati demikian, , Agung belum mengetahui berapa banyak garam berkualitas rendah dari total produksi di dalam negeri. Tahun ini, produksi garam Indonesia diperkirakan bisa naik 1 juta ton ketimbang tahun lalu. Adapun pada tahun lalu, produksinya tercatat 2,7 juta ton. Sementara, kebutuhan garam nasional tahun lalu adalah 4,7 juta ton.

Sebelumnya, petani garam yang berada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengaku sangat merugi pada musim panen kali ini, karena hasil produksi mereka hanya dihargai Rp 300 per kilogram. Petani merugi karena harga garam milik mereka terus anjlok, bahkan saat ini yang baru masuk musim panen harganya Rp 300 per kilogram.

Baca: Harga Garam Anjlok, Susi Pudjiastuti: Karena Terlalu Banyak Impor

Atas anjloknya harga garam, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebut penyebabnya adalah impor garam yang terlalu besar. "Persoalan harga jatuh itu adalah impor terlalu banyak dan bocor. Titik. Itu persoalannya," kata Susi saat memaparkan pencapaian program-program Kementerian Kelautan dan Perikanan semester I di kantornya, pekan lalu.

CAESAR AKBAR | RMN IVANSYAH | HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

10 jam lalu

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan kewarganegaraan ganda bagi para diaspora Indonesia. Apa itu diaspora Indonesia?

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

2 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

6 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

8 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Luhut Temui Perdana Menteri Singapura, Buka Peluang Kerja Sama Baru

8 hari lalu

Luhut Temui Perdana Menteri Singapura, Buka Peluang Kerja Sama Baru

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menemui Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong.

Baca Selengkapnya

Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

9 hari lalu

Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

9 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Luhut: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Insentif untuk Apple

9 hari lalu

Luhut: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Insentif untuk Apple

Luhut mengatakan Indonesia dan Cina telah sepakat untuk membentuk tim penggarapan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya

Baca Selengkapnya

Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India

13 hari lalu

Luhut Siapkan Insentif untuk Investasi Apple, Ingin Tiru Thailand dan India

Apple sudah berencana memproduksi iPhone di India dan MacBook di Thailand, guna melepas ketergantungan terhadap manufaktur Tiongkok.

Baca Selengkapnya

Luhut hingga Sri Mulyani Kerja di IKN Mulai September, Rumah Jabatan Siap 80 Persen

14 hari lalu

Luhut hingga Sri Mulyani Kerja di IKN Mulai September, Rumah Jabatan Siap 80 Persen

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan hingga Menkeu Sri Mulyani akan bekerja di IKN mulai Spetember 2024.

Baca Selengkapnya