TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berjanji untuk segera mencari tahu penyebab anjloknya harga garam di tingkat petambak. Hingga kini, ia masih belum tahu persis apa yang menyebabkan harga merosot pada musim panen ini.
Baca: Soal Laporan Keuangan Garuda, Luhut: Makanya Jangan Bohong-bohong
"Kami sedang melihat itu apakah karena impor atau karena apa, saya belum tahu," ujar Luhut, Rabu malam, 10 Juli 2019.
Secara kualitas, tutur Luhut, kualitas garam yang diproduksi produsen domestik sebenarnya sudah meningkat. Salah satunya dengan ada produksi garam industri. Ia pun menyebut kualitas garam konsumsi produksi lokal pun sudah bagus.
Sebelumnya, petani garam yang berada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengaku sangat merugi pada musim panen kali ini, karena hasil produksi mereka hanya dihargai Rp 300 per kilogram. Petani merugi karena harga garam milik mereka terus anjlok, bahkan saat ini yang baru masuk musim panen harganya Rp 300 per kilogram.
Persoalan anjloknya harga garam ini juga sempat dikomentari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Pekan lalu, Susi menyebut turunnya harga garam disebabkan oleh impor garam yang terlalu besar.