Revolusi Industri 4.0, JK: Kita Banyak Seminar, Impor dari Cina

Kamis, 11 Juli 2019 15:02 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi pernyataan terkait situasi keamanan pascarekapitulasi hasil pemilihan umum 2019 di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, 22 Mei 2019. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK meminta dunia usaha dan kalangan industri lebih banyak bekerja daripada membahas konsep industri 4.0. Ia menyebutkan masalah utama bangsa yakni defisit neraca perdagangan hanya bisa diatasi dengan bekerja meningkatkan produksi.

Baca: Kisah JK Soal Bisnisnya yang Hampir Bangkrut Digilas Teknologi

Jusuf Kalla menyayangkan di saat yang sama, pasar domestik yang bisa dikuasai produk dalam negeri justru kebanjiran produk impor dari Cina. “Begitu banyak seminar, pertemuan, diskusi dan banyak tulisan tentang ini (industri 4.0), tapi tetap saja kita impor barang dari Cina,” katanya pada Diskusi PWI terkait Making Indonesia 4.0 VS Super Smart Society 5.0 di Hotel Arya Duta Jakarta, Kamis, 11 Juli 2019.

Ia juga tak habis pikir kenapa di Indonesia berkembang sikap banyak bicara dan sedikit bekerja. Sikap ini harus segera diakhiri agar defisit neraca perdagangan segera berakhir.

JK juga mengingatkan, industri tidak bisa sepenuhnya beralih ke otomatisasi. Robot dan mesin tidak membutuhkan konsumsi yang menjadi penggerak permintaan barang dan jasa.

Advertising
Advertising

Pada konferensi di Jepang dua tahun yang lalu, JK mengaku pernah diminta bicara tentang industri 4.0. "Bicara juga tentang ini. Otomatisasi. Saya bilang kalau Anda semua robot, siapa yang memiliki pendapatan? Siapa yang bekerja, kalau tidak ada orang yang bekerja maka tidak ada penghasilan. Kalau tidak ada penghasilan, siapa yang beli baraKalau tidak ada yang beli barang, ekonomi hancur,” katanya.

JK menambahkan tidak semua negara berlaku penerapan industri 4.0 secara massif. Negara dengan penduduk yang didominasi usia lanjut seperti Jepang lebih tepat menerapkan pola otomatisasi ini secara luas.

Baca: Tiket Pesawat Kini Mahal, JK: Selama Ini Terlalu Murah

Sedangkan negara seperti Indonesia, kata JK, hanya industri tertentu yang membutuhkan penerapan industri 4.0 secara menyeluruh. “Pokoknya efisiensi dan pemakaian teknologi seusai dengan zamannya,” ucapnya.

BISNIS

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

3 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

7 jam lalu

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

Jusuf Kalla mengatakan bila direktur perusahaan harus dihukum karena merugi, maka seluruh BUMN Karya harus dihukum.

Baca Selengkapnya

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

9 jam lalu

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina menjalankan perintah presiden.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Hadir di PN Tipikor, Bersaksi untuk Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

12 jam lalu

Jusuf Kalla Hadir di PN Tipikor, Bersaksi untuk Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla alias JK hadir sebagai saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi di Pertamina

Baca Selengkapnya

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

13 jam lalu

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

Bea Cukai sedang kebanjiran kritik dari publik. Ekonom menilai kritik itu baik untuk perbaikan di tubuh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

15 jam lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

JK Jadi Saksi Meringankan Karen Agustiawan di Sidang Korupsi LNG Pertamina Hari Ini

16 jam lalu

JK Jadi Saksi Meringankan Karen Agustiawan di Sidang Korupsi LNG Pertamina Hari Ini

Jusuf Kalla alias JK akan bersaksi dalam sidang dugaan korupsi pengadaan gas alam cair (LNG) dengan terdakwa eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

1 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

Rabu, 15 Mei 2024, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla genap berusia 82 tahun. Ini perjalanan politik JK.

Baca Selengkapnya

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

1 hari lalu

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

Askolani memaparkan bagaimana capaian pengawasan dan penindakan dilakukan oleh lembaganya selama ini.

Baca Selengkapnya