TEMPO Interaktif, Jakarta:Bank Indonesia menilai perekonomian nasional masih akan tertekan oleh tingginya tingkat inflasi. "Tingginya harga bahan makanan menjadi faktor pendongkrak inflasi," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom di Jakarta kemarin.Adanya tekanan inflasi, menurut dia, terlihat dari perkiraan tingginya inflasi April dibandingkan laju inflasi bulan sebelumnya. Inflasi tahunan (year on year) April 2007- April 2008 juga diperkirakan lebih tinggi ketimbang inflasi tahunan Maret 2007-Maret 2008 yang sudah mencapai mencapai 8,17 persen. "Laju inflasi ini akan kami perhitungkan dalam tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia mendatang," katanya. Pada 8 Mei, BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur untuk memutuskan tingkat bunga acuan (BI rate) bagi perbankan nasional.Deputi Gubernur BI Hartadi Agus Sarwono menambahkan, tingkat bunga ditentukan dengan mempertimbangkan pengaruh harga minyak dunia terhadap neraca pembayaran Indonesia, proyeksi inflasi, dan kinerja ekspor. "Tunggu saja nanti Rapat Dewan Gubernur," ujarnya.Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2008, pemerintah mematok laju inflasi 6,5 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah mengakui target inflasi itu sulit tercapai di tengah tekanan akibat lonjakan harga minyak, harga pangan, dan krisis finansial di Amerika Serikat. Saat ini harga minyak sudah mencapai US$ 118 per barel.Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) Ryan Kiryanto memperkirakan inflasi April bisa lebih rendah dibanding Maret lalu sebesar 0,95 persen. Tapi, angkanya masih tergolong tinggi sekitar 0,5-0,6 persen. Dia memperkirakan inflasi tahunan April 2007-April 2008 juga akan tetap tinggi, yakni 8,5-8,6 persen.Ryan pesimistis target inflasi pemerintah sebesar 6,5 persen tahun ini akan tercapai. "Inflasi akan tinggi karena harga komoditas pangan masih mahal."Demi menahan laju inflasi, Ryan memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis point menjadi 8,25 persen dari sebelumnya 8 persen.Di tempat terpisah, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono enggan mengomentari soal tekanan inflasi terhadap perekonomian nasional. "Tunggu saja pengumuman resmi Badan Pusat Statistik," katanya kemarin. BPS dijadwalkan akan mengumumkan inflasi dan indikator ekonomi lainnya Jumat (2/5).AGUS SUPRIYANTO | EKO NOPIANSYAH