TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dinobatkan menjadi menteri yang paling populer di sosial media Twitter dan Instagram. Center for Digital Society (CfDS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Gajah Mada (UGM) yang memberi gelar itu mencatat, di antara para menteri dalam kabinet Jokowi, Susi menduduki peringkat pertama trending di Twitter dan Instagram.

Baca: Lepas 5.360 Mahasiswa UGM Pergi KKN, Menteri Susi Ikut Berjoget

Berdasarkan data yang dikumpul CfDS UGM selama 25 Mei 2019 sampai 18 Juni 2019, di antara 38 menteri, Susi Pudjiastuti memiliki pengikut di Instagram dan Twitter paling banyak. "Mencapai 3,29 juta followers," tulis CfDS dalam keterangan resmi di situsnya.

Adapun peringkat kedua terpopuler ditempati oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini tercatat memiliki 1,39 juta pengikut di sosial media Instagram.

Menteri Susi sendiri pertama kali mengunggah foto di Instagram pada 15 Juni 2016. Saat itu ia memasang foto dengan pose di atas KRI Untung bersama TNI Angkatan Laut yang sedang melakukan safari bahari ke laut Sawu dan Nusa Tenggra Timur. Foto tersebut sudah mendapat 7.121 tanda suka dari para warganet.

Menurut CfDS UGM, beberapa menteri juga memiliki strategi keterlibatan yang cukup unik dan khas seperti Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi yang hampir selalu menggunakan Bahasa Inggris dalam setiap konten yang ia kirim ke sosial media.

Melalui analisis data yang disediakan oleh Google Trends antara 1 Maret sampai 10 Juni 2019, tampaknya popularitas para menteri dipengaruhi oleh beberapa isu masalah yang menimpanya.

BACA: Bila Tak Lagi Jadi Menteri, Susi Pudjiastuti Ingin Jadi Wartawan

Untuk media sosial Twitter, Susi Pudjiastuti juga menduduki peringkat pertama. Bedanya, kali ini di posisi kedua sampai kelima ditempati para menteri yang seluruhnya laki-laki. Mereka adalah Menteri Agama Lukman Hakin Saifuddin, Menteri Politik Hukam dan HAM Wiranto, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, serta Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri.

EKO WAHYUDI