2 Juta Ton Beras Menumpuk di Gudang, Bulog Jamin Tidak Busuk
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rahma Tri
Minggu, 23 Juni 2019 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Perum Bulog memastikan 2,7 juta ton beras yang telah enam bulan menumpuk di gudang tak mengalami penurunan kualitas seperti yang dikhawatirkan pedagang. Kepala Bidang Humas Perum Bulog Tomy Wijaya menjamin, pihak gudang telah melakukan perawatan khusus setiap hari.
Baca juga: Penerima BPNT Didorong Serap 70 Persen Beras Bulog
“Kalau masih enam bulan masih aman, tidak akan berubah apa pun. Kami sudah melakukan treatment di seluruh gudang,” ujarnya kepada Tempo, Ahad, 23 Juni 2019.
Perawatan yang dilakukan ialah pengendalian hama gudang terpadu atau PHGT. PHGT dilakukan setiap hari dan menyeluruh di seluruh gudang. Selain itu, saban bulan, Bulog melakukan penyemprotan insektisida di area gudang untuk mengantisipasi serangan serangga.
Kemudian, tiga bulan sekali, petugas gudang akan melakukan fumigasi. Mirip dengan spraying, fumigasi berfungsi mengendalikan hama-hama menggunakan pestisida.
Dengan perawatan khusus ini, Tomy memastikan beras Bulog akan bertahan selama lebih-kurang 1 tahun. Ia menjamin, selama di gudang, beras tidak akan mengalami penurunan kualitas, apalagi berkutu dan busuk.
Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid sebelumnya mengatakan
<!--more-->
pedagang enggan membeli beras dari Bulog lantaran stok yang ada saat ini terancam membusuk. Terlebih, Bulog dinilai terlalu mahal melepas pasokan yang sudah menumpuk di gudang selama berbulan-bulan.
“Kalau Bulog menjual dengan harga yang ditawarkan sekarang, itu enggak nyambung. Sebab, beras Bulog yang di gudang, namanya beras DN (dalam negeri), itu sudah mulai buruk,” ujar Zulkifli saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 22 Juni 2019.
Zulkifli menyebut, saat ini Bulog menjual beras ke pedagang dengan harga Rp 9.000 per kilogram. Sementara itu, pada waktu yang sama, petani menjual beras panenan baru di bawah harga Rp 9.000. Ia mencontohkan, di Demak, Jawa Tengah, beras dilepas dengan harga Rp 8.300 per kilogram.
Adapun Tomy meyakinkan, selain tidak akan melepas beras busuk kepada pedagang, harga jual Rp 9.000 yang ditawarkan Bulog merupakan angka normal. “Harga Rp 9.000 itu kan beras premium. Itu murah,” ujarnya.
Baca: Jokowi Minta Stop Beras yang Hitam, Berkutu, dan Berjamur
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyatakan perum kesulitan mendistribusikan stok, sehingga berasnya terancam membusuk. Saat ini, menurut Buwas, beras di gudang Bulog mencapai 2,3 juta ton. Bulog menemui problem dari sisi hilir untuk mendistribusikan beras karena saat ini perum sudah tidak ditunjuk menjadi penyelenggara Bantuan Pangan Non-Tunai atau BPNT oleh Kementerian Sosial.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | AHMAD RAFIQ (SOLO)