OJK Revisi Target Pertumbuhan Kredit, Begini Respons Perbankan

Reporter

Tempo.co

Rabu, 19 Juni 2019 11:59 WIB

Petugas Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Meulaboh menyiapkan uang pecahan untuk layanan penukaran uang baru di Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis, 16 Mei 2019. Bank Indonesia bersama bank umum lainnya menyiapkan layanan penukaran uang di 2.895 titik di seluruh wilayah Indonesia. ANTARA/Syifa Yulinnas

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menurunkan target pertumbuhan kinerja perbankan pada 2019 ini. Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Bank Mayapada International Tbk, Hariyono Tjahjarijadi, membenarkan bahwa perang dagang berdampak signifikan pada performa perbankan.

“Ekonomi negara-negara secara global terkena dampaknya, sehingga kegiatan usaha secara nasional di masing-masing negara melemah, tak terkecuali di Indonesia,” kata Hariyono kepada Tempo.

BACA: Perang Dagang, OJK Turunkan Target Pertumbuhan Kredit Perbankan

Kondisi tersebut menyebabkan sektor riil menahan ekspansi usaha. Minat untuk meminjam dana ke perbankan pun menurun.

Menurut Hariyono, Mayapada telah memperkirakan dan mengantisipasi kondisi tersebut. “Jadi, kami memang dari awal hanya menargetkan pertumbuhan single-digit untuk kredit,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Hal senada diungkapkan oleh Presiden Direktur PT Bank Central Asia atau BCA Tbk Jahja Setiaatmadja. BCA, kata dia, memperkirakan pertumbuhan kredit sekitar 10 persen. “Tapi kalau memang nyatanya bisa lebih, pasti kami coba seoptimal mungkin,” ujarnya.

BACA: Soal Laporan Keuangan Garuda, Kemenkeu Atur Pertemuan dengan OJK

Sebaliknya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan bank yang menurunkan target pertumbuhan penyaluran kredit dalam RBB, yakni dari 13-15 persen menjadi hanya 11-13 persen. Direktur Strategi, Risiko, dan Kepatuhan BTN, Mahelan Prabantarikso, mengatakan kenaikan beberapa kali bunga acuan Bank Indonesia pada semester II 2018 berdampak pada pengetatan likuiditas tahun ini. “Dan pengetatan itu berdampak pada kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit,” ucapnya.

Menurut ekonom dari Center of Reform on Economics Indonesia, Piter Abdullah, penurunan target pertumbuhan kredit tak lagi terhindarkan, terutama bagi bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. “Itu respons yang paling rasional,” ujarnya.

Dia memperkirakan secara keseluruhan tahun pertumbuhan kredit masih akan mencapai kisaran batas atas 11 persen. Apalagi jika didukung oleh kebijakan relaksasi moneter yang lebih longgar. “Kalau Bank Indonesia mengambil kebijakan seperti menurunkan bunga acuan pada semester II nanti, bahkan pertumbuhannya masih bisa di kisaran 11-12 persen,” kata Piter.

Sebelumnya, OJK menurunkan target pertumbuhan kinerja perbankan tahun ini. Penyaluran kredit perbankan tahun ini diproyeksikan hanya naik di kisaran 9-11 persen dari semula dipatok 10-12 persen. Adapun target penggalangan dana pihak ketiga berupa simpanan juga turun dari 8-10 persen menjadi hanya 7-9 persen.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memastikan penurunan target ini bukan disebabkan oleh rendahnya permintaan kredit, melainkan dipicu oleh faktor eksternal. “Faktornya beragam, salah satunya karena imbas perang dagang,” kata Wimboh, kemarin.

GHOIDA RAHMAH | HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

1 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

1 hari lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

3 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

3 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

3 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

4 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

5 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya