Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Makro RAPBN 2020
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rahma Tri
Senin, 17 Juni 2019 19:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dan Komisi XI DPR RI menyepakati asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2020. Perwakilan pemerintah dalam rapat komisi XI itu adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, dan Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto.
Baca juga: Pengajuan APBN Perubahan 2019 Dikaji
"Bisa disetujui? Saya ketok ya," kata pimpinan rapat Melchias Marcus Mekeng, di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin, 17 Juni 2019.
Dalam asumsi makro RAPBN 2020 itu, pertumbuhan ekonomi disepakati pada kisaran 5,2 hingga 5,5 persen. Adapun inflasi dipatok 2 sampai 4 persen. Tingkat Bunga Surat Perbendaharan Negara 3 bulan diperkirakan sebesar 5,0 hingga 5,6 persen. Adapun nilai tukar Rupiah diasumsikan Rp 14.000 sampai Rp 14.500 per dolar AS.
Dalam rapat sebelumnya, Sri Mulyani mengusulkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 hingga 5,6 persen, tingkat inflasi sebesar 2 hingga 4 persen, suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,0 hingga 5,6 persen, nilai tukar rupiah Rp 14 ribu hingga 15 ribu per dolar AS.
Adapun saat pembahasan, terdapat delapan fraksi yang hadir yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangun, dan Partai Nasional Demokrat. Sedangkan dua fraksi tidak hadir, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura.
Fraksi PDIP menyusulkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 hingga 5,4 persen, tingkat inflasi sebesar 2,5 hingga 3,5 persen, suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,0 hingga 5,3 persen, nilai tukar rupiah Rp 14.000 hingga 14.300 per dolar AS.
Fraksi Partai Golkar menyusulkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 hingga 5,5 persen, tingkat inflasi sebesar 2 hingga 4 persen, suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,0 hingga 5,3 persen, nilai tukar rupiah Rp 14.000 hingga 14.500 per dolar AS.
Fraksi Partai Gerindra menyusulkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 hingga 5,4 persen, tingkat inflasi sebesar 2,5 hingga 3,5 persen, suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,0 hingga 5,3 persen, nilai tukar rupiah Rp 14.000 hingga 14.300 per dolar AS.
Saat Fraksi Gerindra menyampaikan usulan, pimpinan rapat tak lupa
<!--more-->
berkomentar. "Wah banyak yang sama, sepertinya mau bergabung nih," kata Mekeng disambut tawa para anggota.
Fraksi Partai Demokrat menyusulkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 hingga 5,5 persen, tingkat inflasi sebesar 2 hingga 4 persen, suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,0 hingga 5,6 persen, nilai tukar rupiah Rp 14.000 hingga 14.500 per dolar AS.
Fraksi PKS menyusulkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 hingga 5,4 persen, tingkat inflasi sebesar 2 hingga 3 persen, suku bunga SPN 3 bulan sebesar 4,7 hingga 5,3 persen, nilai tukar rupiah Rp 13.500 hingga 14.000 per dolar AS. "Rupiah ini biar pemerintah dan BI bekerja lebih keras," kata perwakilan Fraksi PKS.
Fraksi PPP menyusulkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 hingga 5,6 persen, tingkat inflasi sebesar 2 hingga 4 persen, suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,0 hingga 5,6 persen, nilai tukar rupiah Rp 14.300 hingga 14.500 per dolar AS.
Terakhir, fraksi Partai Nasdem menyusulkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 hingga 5,6 persen, tingkat inflasi sebesar 2 hingga 4 persen, suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,0 hingga 5,6 persen, nilai tukar rupiah Rp 14.300 hingga 14.500 per dolar AS.
Rapat yang berlangsung sekitar 4 jam itu berjalan lancar, tanpa ada perdebatan yang alot. Perbedaan pendapat terjadi pada pembahasan suku bunga SPN 3 bulan.
Baca: Susun RAPBN 2020, Jokowi Minta APBN 2017 Jadi Acuan
"Kami setuju dengan optimisme. Dan Tahun ini kami juga menggunakan asumsi 5,3, walaupun realisasinya ternyata year to date 5,8. 0,5 persen poin berbeda makanya kami sampaikan untuk mendekati realitas. Artinya 5,8 turun 5,6 itu sudah cukup.
Menurut Sri Mulyani yang disampaikan BI mengenai The Fed akan pause kebijakan suku bunga, memberikan berharap akan berdampak kepada kita. "Buat kami di 5,6 batas atas yang kami bayangkan. Tapi mungkin di nota keuangan ada di bawah itu. Kami tidak akan mengambil range paling atas," ujarnya.
Ikuti berita tentang RAPBN 2020 di Tempo.co
HENDARTYO HANGGI