Sri Mulyani: Asumsi Makro APBN 2019 Bakal Meleset dari Target

Kamis, 13 Juni 2019 22:25 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan asumsi makro ekonomi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2019 akan meleset dari target. Hal itu karena melihat kondisi perekonomian global yang masih dalam gejolak ketidakpastian.

Baca: Sri Mulyani Pastikan Gaji ke-13 PNS Cair 1 Juli 2019

"Jika melihat APBN 2019 ini, maka asumsi makro yang kami gunakan di dalam APBN 2019, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mengalami tekanan, sehingga terjadi downside risk," kata Sri Mulyani di kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Kamis, 13 Juni 2019.

Sri Mulyani mengatakan risiko untuk tahun 2019 telah sudah terjadi downside risk akibat adanya perang dagang. Selain itu, terdapat faktor-faktor lain yang juga memberikan kontribusi negatif terhadap kondisi ekonomi dunia, seperti kondisi Brexit yang masih terus terjadi ketidakpastian.

Selain itu, ada fluktuasi harga minyak dan harga komoditas, juga kondisi geopolitik yang juga mengalami tensi dan juga moderasi pertumbuhan ekonomi Cina. "Kami kemarin baru saja menghadiri pertemuan G20 dan ini masih terkonfirmasi faktor-faktor yang merupakan downside risk saat ini masih cukup terlihat di dalam interaksi di antara para menteri keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20," ujar Sri Mulyani.

Advertising
Advertising

Dalam APBN, kata Sri Mulyani, khususnya untuk inflasi masih akan tetap sama akan mengalami penguatan dibandingkan asumsi. Untuk Surat Perbendaharaan Negara atau SPN tiga bulan, dia memprediksi mengalami sedikit tekanan. Hal itu akan terjadi meskipun pada semester kedua 2019 tekanan kenaikan suku bunga global akan berkurang secara drastis.

Sri Mulyani juga memperkirakan asumsi lifting minyak dan gas bakal meleset dari target. "ICP (harga minyak mentah) yang US$ 70 per barel juga diperkirakan akan mengalami tekanan ke bawah. Sedangkan lifting minyak dan gas juga dua-duanya diperkirakan tidak tercapai atau ada risiko mengalami pencapaian yang lebih rendah dari asumsi dengan kondisi tersebut," ujarnya.

Tak hanya itu, Sri Mulyani memprediksi bakal terjadi tekanan terhadap pendapatan negara, di mana hal itu akan terlihat dari sisi hibah perpajakan. Hal itu terjadi bisa berasal dari risiko global penurunan ekspor, investasi dan penurunan dari pendapatan perusahaan yang mengandalkan pada komoditas.

Baca: Genjot Pertumbuhan, Sri Mulyani: Butuh Investasi Rp 5.823 Triliun

Tekanan terhadap pendapatan negara juga berasal dari sisi penerimaan negara bukan pajak atau PNBP, yang masih dominan dari sumber daya alam. "Sisi belanja kita masih melihat tren dari belanja pemerintah yang masih cukup sesuai dengan asumsi awal, yaitu realisasi belanja pada kisaran antara 94 hingga 97 persen," kata Sri Mulyani.

Berita terkait

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

11 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

1 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

2 hari lalu

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya