Yakinkan Investor, Pemerintah Diminta Jelaskan Aksi 22 Mei

Reporter

Dias Prasongko

Editor

Rahma Tri

Kamis, 23 Mei 2019 12:13 WIB

Ratusan personil gabungan bersih-bersih pasca kerusuhan Aksi 22 Mei di kawasan Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis 23 Mei 2019. Anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) berkolaborasi dengan Suku Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup (DKLH)) membersihkan Jalan MH Thamrin usai aksi kerusuhan di depan Gedung Bawaslu. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah menilai pemerintah perlu untuk meyakinkan dan memulihkan kepercayaan investor yang sempat tergerus setelah aksi 22 Mei pecah. Salah satu yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan informasi yang sebenarnya mengenai peristiwa itu.

Baca: Pengusaha: Aktivitas Logistik di Tanah Abang Lumpuh akibat Demo

"Terus berikan informasi yang sebenar-benarnya tentang semua kejadian dan langkah-langkah yang akan dilakukan pemerintah, berikut ekspektasi hasil yang akan dicapai," kata Piter ketika dihubungi Tempo, Kamis 23 Mei 2019.

Adapun aksi 22 Mei yang berujung rusuh itu terjadi karena massa menolak hasil penghitungan suara Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Saat kejadian, massa aksi 22 Mei melawan aparat kepolisian tak kunjung henti. Kerusuhan terjadi sejak pukul 18.15 WIB.

Dari kericuhan ini, Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menetapkan sementara 257 tersangka terkait kerusuhan yang terjadi usai aksi di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Mereka merupakan pelaku penyerangan asrama polisi dan para provokator kericuhan.

Advertising
Advertising

Piter melanjutkan, penjelasan terkait peristiwa sebenar-benarnya dan tuntas, bisa menjadi dasar bagi investor untuk menilai keseriusan pemerintah Indonesia. Terutama berkaitan dengan apakah pemerintah mampu atau tidak menyelesaikan konflik ini.

BACA : Ojek Online Bantu Pulangkan Warga Terjebak Bentrok Dekat Bawaslu

Piter pun menyarankan pemerintah untuk merangkul Prabowo Subianto-Sandiaga Solahuddin Uno. Pemerintah bisa merangkul, supaya mereka mau menggunakan jalur hukum di Mahkamah Konstitusi (MK).

Kericuhan aksi 22 Mei yang menolak hasil penghitungan suara Pilpres 2019 oleh KPU kemarin telah menggerus Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Perdagangan IHSG Rabu, berakhir di zona merah pada sesi penutupan.

Berita terkait

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

11 jam lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

1 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

1 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

4 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

4 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

5 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

5 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

5 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

5 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya