Perang Dagang, Industri Tekstil Untung Sekaligus Buntung

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Selasa, 21 Mei 2019 15:41 WIB

Calon pembeli memilih sajadah di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019. Berbagai macam busana muslim ditawarkan dengan kisaran harga Rp30.000 sampai Rp700.000 per helainya. ANTARA/Rivan Awal Lingga

TEMPO.CO, Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina memberikan peluang bagi produsen tekstil Tanah Air untuk mendongkrak ekspor ke AS, menggeser dominasi Cina. Namun, pada saat bersamaan, perang dagang juga berpotensi membuat pasar nasional semakin banjir garmen asal Cina.

Baca juga: Sri Mulyani Prediksi Perang Dagang AS-Cina Bakal Lama

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, pengenaan bea masuk 25 persen oleh AS terhadap tekstil dan produk tekstil (TPT) asal China berpeluang mendatangkan keuntungan bagi pelaku industri tekstil Indonesia. Permintaan TPT asal Indonesia oleh AS diperkirakan akan meningkat seiring dengan peralihan negara tujuan impor, setelah Beijing dikenai bea masuk tinggi oleh Washington.

“Porsi ekspor kami ke AS tentu saja akan meningkat, karena hampir 40% ekspor kami menuju AS. Ceruk keuntungan tentu saja muncul dari kondisi ini,” jelasnya seperti dilansir Bisnis.com, Selasa 21 Mei 2019.

Kendati demikian, API melihat terdapat ancaman yang tak kalah besar dari meningkatnya eskalasi perang dagang. Pasalnya, ekspor benang pintal asal Indonesia cukup besar menunju Cina. Dengan menurunnya permintaan AS terhadap tekstil Cina, terdapat potensi permintaan benang pintal asal RI dari negara tersebut turut terkoreksi.

Selain itu, ancaman lain juga datang dari lonjakan impor produk jadi asal China. Selama ini, lanjut Ade, gempuran produk tekstil dan garmen asal Cina telah menggerus industri tekstil Indonesia.
Advertising
Advertising

Menurut Ade, dengan adanya pengenaan bea masuk yang tinggi terhadap produk TPT Cina di AS, negara dengan produk domestik bruto terbesar di Asia itu akan mengalihkan pasarnya ke negara lain.

Baca: Perang Dagang AS-Cina Berlanjut, Ekspor RI Kian Tertekan

“Indonesia masuk sebagai negara yang potensial terkena limpahan ekspor Cina. Terlebih, selama ini kita bisa melihat impor pakaian jadi cukup leluasa masuk ke Indonesia baik melalui e-commerce maupun pusat logistik berikat,” kata Ade.

Seperti diberitakan, beberapa pekan terakhir, AS dan Cina makin agresif melakukan perang dagang dengan aksi saling balas penerapan bea masuk yang tinggi untuk komoditas impor dari kedua negara. AS mengenakan bea masuk hingga 25 persen terhadap 5.700 barang—termasuk produk konsumsi—dari Cina, yang akan berlaku pada 1 Juni 2019. Di sisi lain, Cina mengenakan tarif impor tambahan atas produk komponen teknologi, industri, gandum, kacang tanah, gula, dan buah beri dari AS.

Berita terkait

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

39 hari lalu

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

Industri tekstil mengklaim industri pertekstilan menyerap banyak tenaga kerja terutama yang berpendidikan rendah sehingga patut dipertahankan.

Baca Selengkapnya

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

39 hari lalu

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

Ketua API Jemmy Kartiwa mendukung Permendag Nomor 3 Tahun 2024 yang intinya mengatur batas bawaan barang impor.

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Di Forum AIFED, Sri Mulyani Sebut Fragmentasi Ekonomi Dunia Semakin Meningkat

6 Desember 2023

Di Forum AIFED, Sri Mulyani Sebut Fragmentasi Ekonomi Dunia Semakin Meningkat

Sri Mulyani mengatakan telah terjadi perubahan cara pandang dalam memandang proses hubungan internasional, perdagangan.

Baca Selengkapnya

Fasilitas Kawasan Berikat: Menyelami Dukungan Penting bagi Industri Tekstil

4 Oktober 2023

Fasilitas Kawasan Berikat: Menyelami Dukungan Penting bagi Industri Tekstil

Bea Cukai memberikan jawaban terkait sejauh mana fasilitas kawasan berikat telah berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perindustrian Dorong Kinerja Industri Tekstil

27 Agustus 2023

Kementerian Perindustrian Dorong Kinerja Industri Tekstil

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan upaya meningkatkan kinerja industri tekstil dengan pelatihan dan pendidikan vokasi.

Baca Selengkapnya

Jurnalisnya Ditahan di Cina, PM Australia Bersiap ke Beijing

25 Juni 2023

Jurnalisnya Ditahan di Cina, PM Australia Bersiap ke Beijing

Perdana Menteri Australia segera bertolak ke Cina untuk membahas hubungan bilateral kedua negara.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Masih Tertekan, Menperin: Tapi Sekarang Level Tekanannya Berbeda

10 Mei 2023

Industri Tekstil Masih Tertekan, Menperin: Tapi Sekarang Level Tekanannya Berbeda

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan subsektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mesih tertekan akibat krisis global.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil dan Alas Kaki Masih PHK Karyawan, Menperin: Sedikit Sekali Kok

10 Mei 2023

Industri Tekstil dan Alas Kaki Masih PHK Karyawan, Menperin: Sedikit Sekali Kok

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan PHK terjadi karena perusahaan sedang melakukan diversifikasi produk.

Baca Selengkapnya

Menperin dan Luhut Sepakat Terus Beri Insentif untuk Industri Tekstil, Ini Sebabnya

10 Mei 2023

Menperin dan Luhut Sepakat Terus Beri Insentif untuk Industri Tekstil, Ini Sebabnya

Menperin Agus Gumiwang dan Menteri Luhut sepakat terus memberi memberi insentif untuk subsektor tekstil dan produk tekstil.

Baca Selengkapnya