TEMPO.CO, Jakarta - Tren pelemahan kinerja ekspor Indonesia diprediksi terus berlanjut setelah permintaan global menurun seiring dengan perang dagang Amerika Serikat-Cina yang tak terbendung. Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David E. Sumual bahkan mengatakan, pelemahan ekspor Indonesia ini belum mencapai titik puncaknya.
BACA JUGA: Perjuangkan Ekspor Sawit, Pemerintah Bakal Bentuk Task Force
Salah satu solusinya, menurut David adalah adalah memperkuat investasi langsung agar ketika perang dagang ini usai, ekspor dapat kembali terdongkrak dengan cepat. "Sebenarnya sekarang tidak ada upaya yang bisa segera dilakukan dan bisa dirasakan. Yang paling mendesak adalah mengundang investasi," ujar dia.
Menurut David, sebenarnya pelemahan pasar ekspor global sudah mulai dirasakan sejak tahun lalu. Pelemahan ini akan terus berlangsung melihat masalah perang dagang antara China dan AS yang tidak kunjung henti.
Aksi retaliasi China terhadap kebijakan AS semakin mengesampingkan meja perundingan. "Kemungkinan ini akan berlarut-larut sampai di titik kedua negara merasakan dampaknya terhadap ekonomi."
BACA: Perang Dagang, Donald Trump Naikkan Tarif Impor Barang dari Cina
Ketika dampaknya terasa, kata David, kedua negara mungkin akan kembali membuka pintu perundingan. Menurutnya, kondisi ini yang akan mengubah kondisi perdagangan global, termasuk ekspor Indonesia.