Upah Mahal, Investor Tekstil dan Garmen Hengkang dari Jawa Barat

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Minggu, 19 Mei 2019 16:23 WIB

Pekerja menyelesaikan produksi kain sarung di Pabrik Tekstil Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 4 Januari 2019. Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2019 mencapai 15 miliar dollar AS atau naik 11 persen dibandingkan target pada tahun 2018. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan upah pekerja yang menjadi yang turut menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Barat belakangan ini ternyata disikapi sebaliknya oleh industri tekstil dan garmen. Sejumlah investor pun memilih hengkang ke daerah lain yang ongkos produksinya lebih murah.

Baca: Asosiasi Usulkan Pembuatan Peta Jalan Industri Tekstil

Berdasarkan data Apindo dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada periode 2015-2018, terdapat 21 perusahaan yang melakukan relokasi ke provinsi lain yang upah pekerjanya lebih rendah, seperti Jawa Tengah. Sementara itu 143 perusahaan lainnya memilih tutup. Dari 21 perusahaan yang melakukan relokasi, jenis industri utamanya adalah garmen (48 persen) dan tekstil (14 persen).

Relokasi yang dilakukan perusahaan tekstil dan garmen terbanyak berasal dari Kabupaten Karawang. Adapun Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2019 di Karawang tercatat mencapai Rp 4,23juta, atau tertinggi di Jabar.

"Selain faktor upah, juga ada persoalan persaingan di pasar global. Negara seperti Cina dan Vietnam menjadi tujuan mereka," kataKepala Grup Advisory & Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Pribadi Santoso, dalam diskusi dengan media di Bandung, Sabtu 18 Mei 2019.

Advertising
Advertising

Dia mencontohkan ada satu perusahaan yang memilih hengkang dari Jawa Barat untuk pindah ke Vietnam karena ongkos upah pekerja yang lebih murah dan memiliki produktivitas 48 jam kerja sepekan, atau di atas rata-rata Indonesia yang 40 jam kerja.

Baca juga: Mendag: Pertumbuhan Industri Tekstil Indonesia Luar Biasa

Namun, Pribadi optimistis pemerintah daerah Jabar telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk menyelesaikan persoalan UMK dan kinerja manufaktur yang melemah tersebut.

Menurut Pribadi, kenaikan UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) yang sebesar 8,03 persen menopang ekonomi Jawa Barat sehingga mampu tumbuh sebesar 5,43 persen pada kuartal I/2019. Pertumbuhan ekonomi Jabar itu lebih tinggi dibandingkan dengan ekonomi nasional yang 5,07 persen.
BISNIS

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

14 jam lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

1 hari lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

2 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

3 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

5 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

6 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

7 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya