Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) berbincang dengan Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi (kanan) saat meninjau Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak, Banten, Sabtu 11 Mei 2019. Selain meninjau Pelabuhan Merak, Menhub juga meninjau Pelabuhan Bakauheni Lampung untuk memastikan kesiapan kedua Pelabuhan tersebut menghadapi lonjakan penumpang arus mudik 2019. ANTARA FOTO/Dziki Oktomauliyadi
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan kredit ringan setara kredit usaha rakyat atau KUR untuk pengusaha-pengusaha bus. Kredit dengan bunga rendah diwacanakan untuk membantu operator bus meremajakan armada-armadanya.
"Saya akan usulkan kepada Menteri Keuangan atau ke Bank Indonesia, ada fasilitas khusus untuk pengusaha bus," ujar Budi Karya saat bersilaturahmi dengan pengusaha-pengusaha bus di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Mei 2019.
Budi Karya mengatakan, bila kredit ringan diberikan, operator bus akan memiliki ruang untuk mengoptimalkan perawatan terhadap armadanya. Selain itu, pengusaha armada angkutan darat ini bakal didorong untuk mengembangkan usaha.
Kredit usaha untuk operator ini diklaim bakal membantu pengusaha-pengusaha kecil, khususnya daerah. Sebab, selama ini, pengusaha bus skala kecil dengan armada yang jumlahnya tak sampai belasan ini acap kerepotan saat mengajukan kredit lantaran bunganya cukup besar. "Pemilik bus yang armadanya hanya 5 atau 10 itu juga harus kita bina," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, kredit konsumsi untuk kredit kendaraan bermotor atau KKB per Januari 2019 berkisar sebesar 12,39 persen. Bunga ini naik 18 poin dari persentase bunga sebelumnya.
Selain mengusulkan keringanan kredit, Kementerian Perhubungan merencanakan revitalisasi untuk terminal tipe A di seluruh Indonesia. Anggaran terminal ini masuk dalam rencana jangka menengah. Pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara 2019, Menhub Budi Karya menyebut pihaknya telah mengajukan biaya revitalisasi sebesar Rp 500 miliar.