Imbas Perang Dagang, Indonesia Berpotensi Jadi Pasar Utama Cina
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rahma Tri
Kamis, 16 Mei 2019 10:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina diperkirakan bakal berimbas pada iklim perdagangan di Indonesia. Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Kamar Dagang Indonesia atau Kadin Sanny Iskandar mengatakan, Cina berpotensi membidik pasar Indonesia sebagai negara tujuan ekspor dengan skala besar lantaran telah kehilangan pasarnya di Negeri Abang Sam.
BACA : Ada Sentimen Perang Dagang, Pertumbuhan RI Bakal Terimbas
“Karena Cina kehilangan pasarnya di Amerika Serikat, mereka mencari peluang ekspor ke negara-negara lain, khususnya ke kawasan regional Asia, termasuk Indonesia,” ujar Sanny saat dihubungi Tempo pada Kamis pagi, 16 Mei 2019.
Artinya, ujar Sanny, produk-produk Cina yang masuk ke Indonesia mungkin akan lebih massif ketimbang sebelumnya setelah adanya sentimen dagang. Adapun Indonesia menjadi incaran Cina karena memiliki potensi penduduk yang besar. Selain itu, daya saing industri di dalam negeri belum kuat untuk menghasilkan produk-produk sejenis yang dihasilkan Cina.
Produk-produk yang mungkin lebih gencar digelontorkan Cina ke Indonesia setelah adanya sentimen dagang adalah makanan, minuman, serta tekstil atau garmen. Produk-produk ini sebelumnya menjadi barang mayoritas yang diekspor Cina ke Amerika Serikat.
Sanny mengatakan, Indonesia berpeluang mengambil produk tekstil, makanan, dan minuman dari Cina karena negara tersebut menjual barangnya dengan harga lebih murah, namun kualitasnya lebih unggul. “Kita lihat di Tanah Abang, produk-produk pakaian jadi dari Cina masuk semua. Sampai baju muslim, mukena,” ujar Sanny.
BACA JUGA: Perjuangkan Ekspor Sawit, Pemerintah Bakal Bentuk Task Force
Menurut Sanny, barang-barang tersebut sebenarnya dapat diproduksi sendiri di dalam negeri. Apalagi, Indonesia telah kesohor sebagai negara yang unggul dalam bidang tekstil dan garmen. “Harusnya kita bisa sediakan produk yang sama dengan harga yang lebih murah karena tidak perlu mengeluarkan biaya angkut, asuransi,” ucapnya.
Dalam menghadapi perang dagang AS dan Cina, Sanny mengatakan Indonesia mesti siap memperbaiki kualitas produknya agar dapat menekan keran impor produk-produk Cina. “Indonesia bahkan bisa mengambil momentum untuk ekspor ke Ameria,” ucapnya.