Pemerintah Sebut Duopoli Sebabkan Tiket Pesawat Mahal

Sabtu, 11 Mei 2019 09:32 WIB

Pengunjung tengah berburu tiket pada Astindo Travel Fair di Jakarta Convention Center, Jumat, 22 Februari 2019. Selain tiket pesawat murah, berbagai paket tour juga ditawarkan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Menteri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan bisnis maskapai saat ini dikuasai oleh dua grup besar, yakni Garuda Indonesia dan Lion Group. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya duopoli yang berimbas pada seragamnya harga penjualan tiket pesawat.

Baca juga: Cara Budi Karya Sumadi Hibur Diri Hadapi Masalah Tiket Pesawat

"Kalau tinggal dua grup berarti kan duopoli. Kalau yang satu tinggikan harga, satu lagi mengikuti," ujar Susiwijono saat ditemui di kantornya, Jumat petang, 10 Mei 2019.

Susiwijono mengakui, selama ini, tarif tiket pesawat dijual dengan harga murah karena adanya perang harga. Konflik tarif terjadi ketika pasar maskapai di Indonesia masih dikuasai tiga grup, yakni Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, dan Lion Group. Saat itu, persaingan cukup ketat sehingga maskapai berlomba menawarkan harga di level batas bawah dengan nilai yang tidak realistis.

Tatkala Sriwijaya Air diakuisisi Garuda Indonesia, tinggal dua grup yang bermain di pasar maskapai Indonesia. Sewaktu salah satu grup menaikkan harga secara signifikan hingga menyentuh batas atas, maskapai lain mengikuti. Dalam situasi ini, masyarakat merasa tak punya pilihan.

"Sekarang begitu harga tiba-tiba tinggi, masyarakatnya yang belum siap untuk menyesuaikannya," ucap Susiwijono.

Susiwijono mengatakan pemerintah perlu menjalankan fungsi kontrolnya terhadap struktur market bisnis maskapai dengan kondisi demikian. Kontrol dilakukan agar maskapai tidak lepas kendali dalam penetapan tarif.

"Ini bukan intervensi, tapi fungsi kontrol. Kita enggak bisa lepas kalau struktur marketnya demikian," tuturnya.

Saat ini, pemerintah tengah merembuk kebijakan untuk mengatasi keluhan masyarakat terhadap kondisi tarif tiket pesawat. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi belakangan melempar wacana akan menurunkan tarif batas atas agar berdampak pada penurunan harga sehingga terjangkau oleh masyarakat semua lapisan.

Budi Karya mengatakan pihaknya bakal menyorongkan formulasi anyar soal tarif batas atas kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pada Senin, 13 Mei 2019. "Nanti Senin akan kami bawa ke Pak Darmin biar beliau yang putuskan," ujar Budi Karya saat ditemui Tempo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis, 9 Mei.

Ditemui pada Jumat petang di Kemenko Perekonomian, Darmin tak mengelak ada pertemuan dengan Budi Karya untuk merembuk finalisasi kebijakan tarif tiket pesawat. Rapat itu rencananya dihadiri pula oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan direksi Garuda Indonesia. "Nanti tunggu Senin," ucap Darmin.

Berita terkait

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

1 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

2 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

2 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

3 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

3 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

4 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

5 hari lalu

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

7 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

7 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya