Laporan Keuangan Garuda Janggal, Menhub: Polemik Cukup Serius

Selasa, 30 April 2019 09:39 WIB

Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau kereta KA 1722 Jatinegara-Bogor usai kecelakaan di pintu perlintasan kebon pedes, Tanah Sarael, Bogor, Ahad, 10 Maret 2019. TEMPO/Faisal Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan kisruh laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. merupakan persoalan serius. Sebab, hal itu menunjukkan jajaran komisaris lawas tidak kompak dalam menyepakati laporan keuangan tahun 2018 dan menimbulkan riak baru bagi korporasi.

Baca: Laporan Keuangan Jadi Polemik, Ini Klarifikasi Garuda

"Polemik itu memang cukup serius karena ada beberapa hal yang terjadi berkaitan pengakuan pendapatan, yang mengakibatkan laporan keuangan berubah dan adanya protes," ujar Budi Karya saat ditemui di kantor Kementerian Perhubungan pada Senin petang, 29 April 2019.

Budi memastikan, saat ini kementeriannya masih menunggu klarifikasi dari berbagai pihak untuk menyelidiki perkara pencatatan piutang yang diakui sebagai laba perusahaan dalam laporan keuangan Garuda Indonesia. Pihak berwenang tersebut ialah Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.

Kementerian BUMN memiliki porsi besar dalam membedah kasus laporan keuangan Garuda Indonesia. Sebab, sebagai perusahaan pelat merah, bisnis maskapai dengan kode emiten GIAA itu dinaungi oleh BUMN.

Advertising
Advertising

"Maka, tentang penjelasan Garuda Indonesia, tentu kementerian BUMN yang bisa menjelaskan," ujar Budi Karya, mengimbuhkan. Adapun pihak lain yang berwewenang memberikan klarifikasinya soal perkara laporan keuangan Garuda adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, ada pula kewenangan dari Komisi VI DPR.

Saat ini, Budi Karya hanya memastikan keberlangsungan pelayanan yang berhubungan operasional maskapai tak terganggu. Budi mengakui riak polemik ini sempat dikabarkan berimbas bagi kinerja pekerja Garuda Indonesia.

Lebih jauh, Budi Karya mengaku sempat mendengar informasi bahwa Serikat Pekerja Garuda Indonesia atau Sekarga dan Asosiasi Pilot Garuda mencanangkan wacana mogok kerja. Musababnya, perkara laporan keuangan ini telah mengancam keberlanjutan bisnis maskapai hingga saham perseroan terus merosot.

Meski surat mogok kerja itu tak pernah ia terima, Budi Karya tetap was-was bila wacana mogok itu teralisasi. Ia kemudian meminta sejumlah pihak menahan diri lantaran niat mogok kerja bersifat kontraproduktif. "Saya minta pilot tahan diri, serahkan berwenang, kita berusaha cari jalan keluar agar Garuda tetap eksis."

Seperti diketahui, kisruh laporan keuangan ini bermula saat dua komisaris Garuda Indonesia dari Trans Company, Chairal Tanjung dan Dony Oskaria, menolak menekan laporan keuangan yang mencatatkan pembukuan maskapai selama setahun. Penolakan itu mereka nyatakan dalam rapat umum pemegang saham tahunan 24 April lalu. Penolakan keduanya dibuktikan dengan surat keberatan yang dilayangkan terhadap perusahaan pada 2 April 2019.

“Merujuk kepada Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2018 yang diajukan kepada kami,……, sesuai dengan Pasal 18 ayat 6 Anggaran Dasar Perseroan, bersama ini kami bersikap untuk tidak menandatangani laporan tahunan tersebut,” tulis keduanya dalam surat yang tersebar di kalangan awak media.

Keterangan surat itu menyebutkan bahwa laporan keuangan Garuda Indonesia bertentangan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Negara Nomor 23 lantaran telah mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang. Piutang yang dimaksud berasal dari perjanjian kerja sama antara PT Garuda Indonesia Tbk dan PT Mahata Aero Teknologi serta PT Citilink Indonesia.

Kerja sama yang diteken pada 31 Oktober 2018 ini mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang sebesar US$ 239.940.000 dari Mahata. Dari jumlah itu, US$ 28 juta di antaranya merupakan bagi hasil yang seharusnya dibayarkan Mahata untuk PT Sriwijaya Air.

Dalam surat ini disebutkan, dua komisaris menolak laporan keuangan Garuda Indonesia karena akan menyesatkan publik. Pengakuan pendapatan ini juga dianggap dapat menimbulkan beban cash flow perseroan.

Baca: BEI Panggil Direksi Garuda untuk Jelaskan Laporan Keuangan

Saat dikonfirmasi, Chairal mengatakan surat tersebut hanya berupa pendapat. “Kan hanya masalah pendapat. Kami enggak sependapat dengan (sistem) akuntansi yang diterapkan,” ucapnya di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu, 24 April 2019.

Simak berita lainnya terkait Garuda di Tempo.co.

Berita terkait

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

15 jam lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

17 jam lalu

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

Tak semua maskapai penerbangan membolehkan penumpang bawa hewan peliharaan, pastikan tahu berikut sebelum beli tiket.

Baca Selengkapnya

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

18 jam lalu

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

Bark Air merupakan layanan perjalanan udara pertama yang memungkinkan anjing menikmati penerbangan kelas satu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

1 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

3 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

3 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

3 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

4 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

4 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

4 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya