Jajaran direksi Bank Mandiri saat mengelar konferensi pers paparan kinerja pada triwulan I 2019. Hingga triwulan I emiten dengan kode BMRI ini mampu mencatatkan laba sebesar Rp 7,2 triliun. Tempo/Dias Prasongko
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada triwulan I 2019 membukukan laba bersih Rp 7,2 triliun. Angka ini meningkat 23,43 persen secara year on year dibandingkan pada triwulan I 2018 yang hanya mencapai 5,9 triliun.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan pertumbuhan laba ini ditopang biaya dana atau cost of fund yang menurun. "Kenaikan laba juga didorong oleh pengelolaan portofolio yang optimal dan pengendalian biaya operasional serta pendapatan bunga," kata Ahmad dalam paparan publik laporan keuangan di Jakarta Selatan, Senin 29 April 2019.
Dalam paparan tersebut, emiten dengan kode BMRI ini mencatatkan juga pendapatan bunga bersih sebesar Rp 14.382 triliun atau tumbuh 9,07 persen. Sedangkan, biaya pencadangan atau CKPN juga menurun sebesar 28,09 persen menjadi Rp 2,757 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini.
Sementara itu, hingga triwulan I 2019, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit menjadi Rp 790,5 triliun. Jumlah penyaluran kredit ini tercatat tumbuh 12,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018. "Pertumbuhan kredit ini tercatat tumbuh di hampir semua sektor," kata Ahmad.
Adapun dari sisi aset, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan sebesar 9,82 persen menjadi Rp 1.206 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga juga tercatat naik 7,6 persen menjadi Rp 827,8 triliun.
Selanjutnya, kinerja Bank Mandiri juga didukung rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang juga menurun. Tercatat hingga triwulan I 2019, rasio NPL secara gross turun menjadi 2,68 persen dari sebelumnya 3,32 persen secara year on year.
Telkom Catat Laba Bersih Operasi Tumbuh 3,1 persen YoY Dikuartal Pertama 2024
9 hari lalu
Telkom Catat Laba Bersih Operasi Tumbuh 3,1 persen YoY Dikuartal Pertama 2024
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp37,4 triliun atau tumbuh 3,7 persen year on year atau YoY pada akhir kuartal pertama 2024.