Survei BI: Pertumbuhan Kredit Bank Akan Menguat di Kuartal II

Minggu, 21 April 2019 08:50 WIB

Bank Indonesia (BI). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit bakal naik di kuartal kedua melampaui pencapaian di kuartal pertama tahun ini.

Baca: BI: Pertumbuhan Kredit Baru Melambat pada Triwulan I 2019

Dalam surveinya yang dikutip pada hari Jumat lalu, pertumbuhan kredit kuartalan (q to q) itu terlihat dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru di kuartal kedua sebesar 98,6 persen. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan SBT pada kuartal pertama yang mencapai 50 persen.

Responden suvei menyampaikan prakiraan peningkatan pertumbuhan kredit pada kuartal genap ini didorong oleh sejumlah faktor. Beberapa faktor itu adalah pertumbuhan kondisi ekonomi yang menguat, risiko penyaluran kredit yang rendah, rasio kecukupan modal yang meningkat serta likuiditas yang cukup.

Adapun prioritas utama dalam penyaluran kredit baru kuartal II/2019 adalah kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi. Secara khusus untuk kredit konsumsi, prioritas utama adalah kredit pemilikan rumah/apartemen, diikuti kredit multiguna, dan kredit kendaraan bermotor.

Advertising
Advertising

Sejalan dengan proyeksi ekspansi kredit baru, kebijakan penyaluran kredit pada kuartal ini juga diperkirakan akan lebih longgar yang tampak dari indeks lending standard (ILS) sebesar 12,4 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan Januari – Maret 13,6 persen.

Pelonggaran standar penyaluran kredit terutama pada segmen konsumsi (KPR/KPA, dan lain-lain). Sementara itu, untuk kredit investasi diperkirakan lebih ketat daripada kuartal sebelumnya.

Sementara aspek kebijakan kredit yang diperlonggar adalah biaya persetujuan kredit dan jangka waktu kredit. Di sisi lain, aspek lain seperti suku bunga kredit dan agunan justru akan lebih ketat.

Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit baru, penghimpunan dana masyarakat juga diperkirakan ikut tumbuh. SBT untuk dana pihak ketiga (DPK) sebesar 95,4 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode Januari – Maret 2019 sebesar 53,1 persen. Sementara kenaikan pertumbuhan DPK diproyeksikan terjadi pada jenis instrumen giro dan tabungan, sementara untuk deposito diperkirakan justru melambat.

Adapun untuk rata-rata biaya yang dikeluarkan bank atas dana nasabah (cost of fund) dalam rupiah diperkirakan tetap di level 6,02 persen. Sedangkan biaya dana yang dioperasionalkan oleh perbankan untuk memperoleh pendapatan (cost of loanable) dalam rupiah diperkirakan naik 7 bps menjadi 9,45 persen.

Sejalan dengan kenaikan suku bunga dana, rata-rata suku bunga kredit Rupiah juga mengalami peningkatan, terutama pada kredit konsumsi dan modal kerja, masing-masing diperkirakan naik 6 bps dan 1 bps menjadi 12,91 persen dan 11,38 persen. Sementara itu suku bunga kredit investasi diproyeksikan turun 4 bps.

Pada jenis kredit konsumsi, kenaikan suku bunga terjadi pada kredit kendaraan bermotor dan kartu kredit masing-masing 3 bps dan 1 bps, sedangkan suku bunga KPR/KPA serta multiguna diperkirakan turun.

Baca: BI Optimistis Relaksasi RIM Bakal Dorong Kredit Tumbuh Agresif

Untuk proyeksi pertumbuhan sepanjang tahun, rata-rata responden dalam survei tersebut memperkirakan kredit 2019 tumbuh 11,6 persen (yoY), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada 2018 sebesar 12,1 persen. Perkirakan kinerja penyaluran kredit tersebut didukung optimisme akan penguatan pertumbuhan ekonomi serta relatif rendahnya risiko penyaluran kredit pada tahun ini.

BISNIS

Berita terkait

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

17 jam lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

20 jam lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

22 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

1 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

2 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

2 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya