TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan survei perbankan BI mengindikasikan pertumbuhan kredit baru melambat pada triwulan I 2019. Hal itu sesuai dengan pola di awal tahun.
Baca juga: BI Optimistis Relaksasi RIM Bakal Dorong Kredit Tumbuh Agresif
"Dan diprakirakan kembali meningkat pada triwulan II-2019," kata Onny dalam keterangan tertulis Selasa, 16 April 2019.
Perkembangan tersebut tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan I-2019 sebesar 50,0 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 71,7 persen pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaan, kata Onny, perlambatan tersebut terutama bersumber dari kredit modal kerja dan kredit investasi.
Menurut Onny, pertumbuhan kredit baru diperkirakan meningkat pada triwulan II-2019, didorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, risiko penyaluran kredit yang rendah, rasio kecukupan modal yang meningkat, dan likuiditas yang cukup.
Dia mengatakan sejalan dengan prakiraan peningkatan penyaluran kredit baru pada triwulan II-2019, standar penyaluran kredit diprakirakan lebih longgar pada periode yang sama. Hal ini tercermin dari prakiraan indeks lending standard triwulan II-2019 sebesar 12,4 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 13,6 persen pada triwulan sebelumnya.
"Pelonggaran standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan untuk jenis kredit konsumsi, dengan aspek biaya persetujuan kredit dan jangka waktu kredit yang lebih longgar," ujarnya.
Menurut dia, hasil survei mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2019. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2019 akan mencapai 11,6 persen.
Optimisme tersebut, kata Onny, didorong perkiraan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik pada 2019 dan risiko penyaluran kredit yang relatif rendah.