Ekspor Dipangkas, Pemerintah Dorong Pasar Domestik Serap Karet

Senin, 1 April 2019 14:32 WIB

Seorang buruh karet melintas diareal dengan membawa getah hasil sadapan dikawasan perkebunan karet PTPN XII desa Mumbulsari, Jember, Selasa (19/7). Ratusan buruh karet yang menyadap dan mengumpulkan getah karet ini mendapatkan upah harian sebesar 17 ribu hingga 21 ribu. Masa rontok daun pohon karet membuat jumlah produksi karet diperkebunan ini mengalami penurunan. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemerintah mengurangi ekspor karet sebanyak 98.160 ton dalam empat bulan ke depan, bakal diikuti dengan menambah permintaan karet di dalam negeri. "Kalau Indonesia akan pangkas ekspor, ini akan diserap di dalam negeri," ujar Deputi VII Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, 1 April 2019.

Baca: Perbaiki Harga, RI Pangkas Ekspor Karet Hampir 100 Ribu Ton

Salah satu cara untuk meningkatkan permintaan di dalam negeri adalah dengan mewajibkan penggunaan karet alam sebagai campuran aspal jalan. Saat ini, kata Rizal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah melakukan standardisasi dan berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi agar penggunaan aspal dengan campuran karet itu dapat diimplementasikan.

Di samping itu, ia mengatakan karet alam itu juga bisa diserap untuk kebutuhan vulkanisasi ban. Menurut Rizal, sampai saat ini prospek penggunaan karet di dalam negeri masih cukup baik. "Konsumsi karet dalam negeri bisa melampaui pengurangan ekspor itu."

Senada dengan Rizal, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan Muhri mengatakan penyerapan karet yang lebih banyak di dalam negeri bakal membuat Indonesia lebih ringan dalam melalui kesepakatan pengurangan ekspor tersebut. "Serta bisa memberi dampak yang lebih besar."

Advertising
Advertising

Pemerintah mulai mengimplementasikan kebijakan Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) keenam pada 1 April 2019 guna memperbaiki harga karet alam dunia yang hingga kini berada di level rendah. Dengan kebijakan itu Indonesia akan mengurangi ekspor karet sebesar 98.160 ton dalam empat bulan ke depan, yakni hingga 31 Juli 2019.

"Telah disepakati mulai 1 April 2019 bahwa Indonesia dan Malaysia akan mengimplementasikan kesepakatan tersebut sebagai bagian dari komitmen, nanti Thailand juga akan melaksanakan," ujar Kasan. Adapun Thailand baru mulai melaksanakan kebijakan itu mulai Mei 2019.

Dengan kebijakan tersebut, ia berharap harga karet alam yang sempat menyentuh harga US$ 1,21 per kilogram pada November 2018, bisa terkoreksi membaik sehingga bisa lebih menguntungkan petani. Kini, harga telah bergerak naik ke kisaran US$ 1,4 per kilogram. "Kalau bisa mencapai US$ 2 per kilogram, dalam beberapa tahun terakhir harga di bursa tersebut akan ditransmisi ke harga tingkat petani," kata Kasan.

Kesepakatan tersebut sesuai dengan hasil pertemuan khusus pejabat senior International Tripartite Rubber Council pada 4-5 Maret 2019 di Bangkok, Thailand. Dalam kebijakan AETS ke-6 disepakati pengurangan volume ekspor karet alam sebesar total 240.000 ton selama empat bulan.

Baca: Keuangan Gelap, Pemerintah Perlu Kaji Ulang Insentif Ekspor Impor

Jumlah tersebut, kata Kasan, dibagi secara proporsional kepada tiga negara sesuai dengan angka produksi dan kontribusi ekspor masing-masing negara. Thailand yang berkontribusi 52,6 persen, sepakat bakal membatasi ekspor sebesar 126.240 ton. Adapun Malaysia yang berkontribusi 6,5 persen akan membatasi ekspor 15.600 ton.

Berita terkait

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

1 jam lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

2 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

5 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

5 hari lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

5 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

6 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

7 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya