Rugi USD 3 Juta Sebulan, Garuda Minta Kompensasi ke Boeing

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Minggu, 31 Maret 2019 08:55 WIB

Jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan maskapai Ethiopian Airlines ketika bertolak menuju Nairobi, Kenya, pada 10 Maret 2019 membuat sejumlah negara memutuskan untuk melarang Boeing 737 Max 8 beroperasi kembali, salah satunya yakni pada Maskapai Garuda Indonesia. TEMPO/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Tangerang - PT Garuda Indonesia Tbk. mengklaim, setelah armada Boeing 737 Max 8 miliknya dilarang terbang (grounded), perseroan berpotensi mengalami kerugian mencapai US$3 juta sebulan. Direktur Utama Garuda Indonesia, IGN Askhara Danadiputra, mengatakan nominal kerugian itu akan diklaim kepada pihak Boeing.

Baca juga: Bertemu Bos Boeing, Garuda Tunggu Kepastian Pengganti 737 Max 8

"Hitungan kami kerugian mencapai US$3 juta per bulan selama grounded. Mereka (Boeing) mengerti dan akan mempertimbangkan. Karena memang banyak sekali yang mengklaim kompensasi," kata Askhara, Jumat 29 Maret 2019. Adapun, Garuda hanya memiliki satu unit pesawat B737 Max 8 yang sudah dikandangkan sejak 12 Maret 2019.

Ashkara merinci, nilai kerugian tersebut terdiri atas biaya sewa (leasing cost) dan potensi pendapatan (revenue). Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci nominal kerugian tersebut.

Menanggapi permintaan kompensasi ini, kata Askhara, pihak Boeing belum memutuskan sikapnya, apakah bersedia atau menolak klaim kompensasi tersebut. Namun, pabrikan pesawat terbesar asal Amerika Serikat tersebut akan mempertimbangkan.

Advertising
Advertising

Selama masa grounded, kata Askhara, Garuda telah menghentikan pembayaran biaya sewa (leasing cost) kepada lessor. Hal tersebut dilakukan karena maskapai tidak mengoperasikan pesawat tersebut. Nantinya, pihak lessor juga akan mengklaim kompensasi terhadap biaya sewa, yang seharusnya dibayarkan Garuda, kepada Boeing.

Kendati mengalami kerugian besar sejak unit Boeing 737 Max 8-nya digrounded, Askhara menjamin hal tersebut tidak berdampak secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Apalagi, sekarang maskapai sudah mempersiapkan Boeing 737 NG sebagai pesawat pengganti.

"Setiap hari kami memiliki dua hingga tiga pesawat untuk backup. Jadi kalau satu grounded, tidak masalah," ujar Askhara.

BACA: Luhut Desak Maskapai Turunkan Harga Tiket Pesawat per April

Kementerian Perhubungan mengambil langkah tegas untuk melakukan grounded bagi seluruh pesawat terbang B737 Max 8 yang dioperasikan oleh maskapai nasional. Larangan terbang ini berlaku sejak 14 Maret 2019.

Langkah ini ditempuh memperhatikan pemberitahuan Continuous Airworthiness Notification to the International Community (CANIC) yang diterbitkan oleh Federal Aviation Administration (FAA) pada 13 Maret 2019. Otoritas penerbangan Amerika Serikat ini menyatakan keputusan diambil demi keselamatan operasi Boeing 737 Max 8 dan Boeing 737 Max di seluruh dunia.

BISNIS.COM | FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

6 jam lalu

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

Banyak insiden yang menggerus reputasi Boeing sebagai produsen pesawat terkemuka di dunia, yang terakhir adalah kematian seorang pelapor.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

21 jam lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

1 hari lalu

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

Seorang pelapor yang menuduh pemasok Boeing mengabaikan cacat produksi 737 MAX telah meninggal dunia

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

1 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

2 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

2 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

3 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

5 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya