Ekonomi Cina dan AS Melemah, Kepala BPS: Waspadai Ekspor

Reporter

Dias Prasongko

Editor

Rahma Tri

Jumat, 15 Maret 2019 12:20 WIB

Presiden Joko Widodo berdialog dengan dua karyawan pada acara Pelepasan Kontainer Ekspor Mayora ke 250 ribu ke Filipina di Bitung, Tangerang, Banten, Senin 18 Februari 2019. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengingatkan pemerintah agar mewaspadai kondisi perekonomian global yang tengah mengalami stagnasi bahkan pelemahan. Sebab, kondisi ekonomi global yang tengah melemah bakal berdampak pada kinerja ekspor dan impor.

Baca juga: Jokowi Kesal Neraca Perdagangan Defisit Lagi, Ini Respons Mendag

"Ini perlu menjadi perhatian karena memang situasi perekonomian global tahun 2019 sesuai dengan prediksi dari berbagai lembaga internasional, agak gloomy atau tidak akan terlalu mengembirakan," kata Suhariyanto saat mengelar konferensi pers di kantor BPS, Jumat 15 Maret 2019.

Mengutip prediksi World Bank, pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi akan turun dari 3 persen menjadi 2,9 persen pada tahun ini. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat juga diprediksi akan turun dari 2,9 persen menjadi hanya 2,5 persen untuk tahun ini.

<!--more-->

Hari ini BPS merilis perkembangan ekspor dan impor sepanjang Februari 2019. Dalam rilis tersebut, BPS menyatakan bahwa nilai ekspor pada Februari 2019 mencapai US$12,53 miliar atau turun 10,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month). Jika dibandingkan pada Febuari 2018 (year on year), nilai ekspor juga tercatat turun 11,33 persen.

Baca juga: Jokowi Dinilai Tak Perlu Angkat Menteri Ekspor dan Investasi

Suhariyanto menjelaskan, pada Februari 2019, ekspor terbesar Indonesia ke tiga negara (Cina, Amerika Serikat dan Jepang) turun. Pangsa pasar ekspor untuk ketiga negara tersebut sepanjang Januari-Februari 2019 mencapai 13,52 persen, 11,54 persen dan 9,24 persen.

BPS mencatat penurunan nilai ekspor bulan Februari 2019 yang terbesar disumbang dari ekspor ke Amerika Serikat yang turun hingga US$ 238,7 juta dibandingkan bulan sebelumnya. Selanjutnya disusul penurunan nilai ekspor ke Cina sebesar US$191,1 juta dan ke Jepang yang turun US$162 juta dibandingkan bulan sebelumnya.

"Jadi ini akan menjadi tantangan utama karena saat mengenjot ekspor. Karena terjadinya pelemahan ekonomi global dan masih fluktuatifnya berbagai harga komoditas," kata Suhariyanto.

Suhariyanto juga menyarankan pemerintah untuk memikirkan strategi lain menghadapi kondisi ketergantungan pada tiga negara ekspor utama itu. Pemerintah juga perlu memikirkan strategi lain seperti mencari pasar baru atau melakukan diversifikasi pasar di luar ketiga negara itu.


Advertising
Advertising

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

5 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

6 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

7 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

10 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

13 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

20 jam lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

22 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya