Mekanisme Pungutan Ekspor Sawit Berubah

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Kamis, 7 Maret 2019 17:28 WIB

Petani kelapa sawit membawa hasil panen kelapa sawit di tengah banjir luapan Sungai Kampar di Desa Kualu Kabupaten Kampar, Riau, Ahad, 9 Desember 2018. Petani mengeluhkan banjir membuat proses panen kelapa sawit tidak maksimal karena butuh tenaga ekstra untuk membawa sawit melalui banjir. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah aturan baru terkait pungutan ekspor sawit mulai diberlakukan. Salah satunya, pungutan tidak lagi bergantung pada harga referensi yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan, yakni US$570 per ton.

Simak: Studi IUCN: Kelapa Sawit Lebih Efisien dalam Penggunaan Lahan

“Karena kalau kita jadikan ini, dia kan harga satu bulan sebelumnya, harganya sekarang sudah di bawah sekali, jadi enggak representatif,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Maret 2019.

Namun, Oke belum merinci nantinya pungutan ekspor akan dikaitkan pada harga apa. Yang pasti, kata dia, pemerintah mencari mekanisme yang lebih representatif terhadap harga aktual CPO di pasar internasional. Saat ini, mekanisme tersebut tengah diformulasikan oleh Kementerian Keuangan. Itu nanti PMK (Peraturan Menteri Keuangan) yang berbicara,” ujar dia.

Sebelumnya, pemerintah melalui rapat koordinasi terbatas pada Kamis, 28 Februari 2019, memutuskan untuk menangguhkan pungutan ekspor sawit yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Sebab, harga aktual Crude Palm Oil (CPO) alias minyak kelapa sawit berada di kisaran US$545 per ton.

Advertising
Advertising

Baca: BPDP Sawit Siapkan Insentif untuk Program Biodiesel

Angka ini di bawah harga referensi yang ditetapkan pemerintah sejak Desember 2018. Dalam ketentuan saat ini, pemerintah membebaskan bea pungutan ekspor jika harga CPO berada di bawah US$570 per ton. Pungutan baru dilakukan sebesar US$ 10 sampai US$ 25 per ton jika harga naik menjadi di atas US$ 570 hingga US$ 619 per ton.

Aturan pungutan terbaru ini diberlakukan pemerintah demi menggenjot ekspor kelapa sawit yang tengah turun ditengah menurunnya harga di tingkat internasional. Selain itu, pemerintah juga telah lebih dulu menghapus kewajiban laporan surveyor (LS) bagi ekspor CPO dan gas.

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

6 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

7 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Demi Lobster Kawan Vietnam

7 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

7 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

Indonesia perlu meningkatkan volume ekspor untuk menghindari kenaikan harga komoditas akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Bos Freeport Sebut Progres Proyek Smelter Gresik Sudah Capai 94 Persen

18 hari lalu

Bos Freeport Sebut Progres Proyek Smelter Gresik Sudah Capai 94 Persen

Dirut PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkap progres proyek smelter tembaga di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik.

Baca Selengkapnya