Bank Indonesia: Penjualan Eceran Tumbuh 7,7 Persen

Senin, 11 Februari 2019 20:44 WIB

Seorang penjual makanan ringan atau snack di kawasan pecinan, Glodok, Jakarta, Senin, 5 Februari 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta -Penjualan eceran tumbuh meningkat pada Desember 2018. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman Zainal mengatakan hal tersebut terindikasi dari Indeks Penjualan Riil atau IPR hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia pada Desember 2018 yang tumbuh 7,7 persen (yoy). Angka itu, lebih tinggi dari 3,4 persen (yoy) pada November 2018.

BACA: Defisit Transaksi Berjalan Dianggap Tak Terlalu Pengaruhi Pasar

"Kenaikan penjualan eceran ditopang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, perlengkapan rumah tangga lainnya, dan suku cadang aksesoris," kata Agusman dalam keterangan tertulis, Senin, 11 Februari 2019.

Secara keseluruhan 2018, kata dia, penjualan eceran menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan 2017. Hal ini tercermin dari rerata pertumbuhan IPR sepanjang 2018 sebesar 3,7 persen (yoy). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan rerata pada 2017 sebesar 2,9 persen (yoy).

Agusman mengatakan penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh positif pada Januari 2019. Hal ini terindikasi dari IPR Januari 2019 yang tumbuh 4,8 persen (yoy).

Advertising
Advertising

BACA: Triwulan IV 2018, BI: Neraca Pembayaran Surplus US$ 5,4 Miliar

Menurut dia pertumbuhan itu ditopang oleh penjualan kelompok bahan bakar Kendaraan bermotor, barang budaya dan rekreasi, dan subkelompok sandang. "Namun, pertumbuhan tersebut tertahan dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode sebelumnya, sesuai dengan pola historis pada awal tahun," ujar dia.

Lebih lanjut Agusman mengatakan hasil survei juga mengindikasikan penurunan tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang atau pada Maret 2019. Indikasi tersebut, kata dia, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum tiga bulan yang akan datang sebesar 156,9 lebih rendah dibandingkan dengan 160,1 pada bulan sebelumnya.

Baca berita tentang Bank Indonesia lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya