Presiden Joko Widodo alias Jokowi (kiri) didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kiri), Wakil Presiden RI ke-11 Boediono (kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (tengah) dan Menteri Kemaritiman Luhut Panjaitan (kedua kanan) menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta, Selasa, 27 November 2018. Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. ANTARA/Puspa Perwitasari
Direktur Keuangan dan Treasury PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iman Nugroho Soeko menyambut positif sejumlah ketentuan baru tersebut untuk menjaga prinsip kehati-hatian ULN. Dia pun tak keberatan dengan adanya tambahan sanksi yang diberikan bank sentral. “Bank harus bisa mematuhi dan tidak melanggar itu.” Iman mencontohkan perseroan selalu berupaya untuk mengelola tingkat pinjaman luar negeri agar selalu sehat. “Saat ini ULN jangka pendek 1 tahun kami outstanding ada US$ 100 juta, dan ini juga masih jauh dari batasan maksimal 30 persen dari modal,” ujarnya.
Ekonom Center of Reform on Economics Piter Abdullah mengatakan penyempurnaan beleid Bank Indonesia itu merupakan salah satu bentuk upaya pengetatan ULN. “Ini untuk mengerem laju utang swasta yang terlalu kencang, sehingga perlu dibatasi agar tidak bisa seenaknya,” katanya. Dengan demikian, pertumbuhannya dapat terkendali atau tidak membahayakan perekonomian, khususnya di tengah kondisi global yang masih tak menentu. “Terlebih kalau ada pelemahan kurs, ini akan jadi sumber kekhawatiran BI karena ada tambahan risiko.”
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
12 jam lalu
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen